Kamis, 13 Juni 2013

Tragedi Benazir Bhutto



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Dalam suatu negara tidak disangsikan lagi adanya sebuah pemerintahan. Pemerintahan tersebut tak jarang adanya kudeta-kudeta yang saling menghancurkan kekuasaan satu sama lain. Sehingga adanya pemerintahan yang sedemikian rupa akan menimbulkan perpecahan dalam kepemimpinannya. Selain itu akan muncul konflik dimana-mana. Dalam hal ini ada tokoh penguasa yang dikagumi dan ada pula yang dibenci oleh rakyatnya.
Sebagai seorang tokoh politis tentu saja ada pro daan juga kontra menyertai kepemimpinanya. Seperti seorang tokoh di Pakistan ini, ia selalu mendapat banyak tentangan dari musuh-musuhnya yang menginginkan kekuasaan. Bahkan sering terjadi ancaman pembunuhan terhadapnya. Tokoh ini tidak lain adalah seorang wanita tangguh yakni Benazir Bhutto.
Sehingga untuk mengapresiasikan dan menambah wawasan, dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan mengenai sosok Benazir Bhutto yang disanjung namun dibenci tersebut. Serta masa kepemimpinannya dan akhir hidupnya.

B.       Rumusan Masalah

1.      Bagaimana riwayat hidup dari Benazir Bhutto ?
2.      Bagaimana pemerintahan Dinasti Bhutto ?
3.      Tragedi apa saja yang terjadi di Pakistan saat adanya konflik Pakistan ?
4.      Siapa pembunuh Benazir Bhutto ?





C.      Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Asia Selatan Semester 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman serta mengenal mengenai tokoh Benazir Bhutto dan perannya dalam dunia politik dan sebagai penggerak Pakistan. Kemudian dari makalah ini mungkin akan dapat membantu para pembaca dalam mengulas kembali masa dinasti Bhutto di Pakistan.


D.      Manfaat Penulisan

1.         Dapat mengetahui riwayat hidup Benazir Bhuto
2.         Mengetahui jalannya pemerintahan Benazir Bhuto
3.         Memahami Peristiwa Konflik di Pakistan
4.         Mengetahui peristiwa pembunuhan Benazir Bhuto















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Biografi Benazir Bhutto
Benazir Bhutto (kelahiran Karachi, Pakistan, 21 Juni 1953) merupakan wanita pertama yang memimpin sebuah negara Muslim di masa pasca kolonial. Benazir yang karismatis terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan pada tahun 1988, namun 20 bulan kemudian, kekuasaannya dijatuhkan oleh presiden negara itu yang didukung militer, Ghulam Ishaq Khan, yang secara kontroversial menggunakan Amandemen ke-8 untuk membubarkan parlemen dan memaksa diselenggarakannya pemilihan umum. Benazir terpilih kembali pada tahun 1993, namun tiga tahun kemudian diberhentikan di tengah berbagai skandal korupsi oleh presiden yang berkuasa waktu itu, Farooq Leghari, yang juga menggunakan kekuasaan pertimbangan khusus yang diberikan oleh Amandemen ke-8. Benazir adalah anak sulung dari mantan Perdana Menteri Pakistan, Zulfikar Ali Bhutto (yang digantung oleh pemerintah militer Pakistan di bawah keadaan luar biasa) dan Begum Nusrat Bhutto, seorang suku Kurdi Iran. Kakek dari pihak ayahnya adalah Sir Shah Nawaz Bhutto, seorang Sindhi dan tokoh penting dalam gerakan kemerdekaan Pakistan. Benazir belajar di Taman Kanak-kanak Lady Jennings dan kemudian di Convent of Jesus and Mary di Karachi. Setelah dua tahun belajar di Rawalpindi Presentation Convent, ia dikirim ke Jesus and Mary Convent di Murree. Ia lulus ujian O-level (dalam sistem pendidikan Inggris, setara dengan SMA kelas 1). Pada bulan April 1969, ia diterima di Radcliffe College, Universitas Harvard. Bulan Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard dengan gelar dalam ilmu politik. Ia juga terpilih sebagai anggota Phi Beta Kappa. Ia kemudian masuk ke Universitas Oxford pada musim gugur 1973 dan lulus dengan gelar Magister dalam bidang Filsafat, Politik, dan Ekonomi. Ia terpilih menjadi Presiden dari Oxford Union yang bergengsi. Setelah menyelesaikan pendidikan universitasnya, Benazir kembali ke Pakistan, tetapi karena ayahnya dipenjarakan dan kemudian dihukum mati, ia dikenakan tahanan rumah. Setelah diizinkan kembali ke Inggris pada tahun 1984, ia menjadi pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP), partai ayahnya, di pengasingan, namun ia tidak dapat membuat kekuatan politiknya dapat dirasakan di Pakistan hingga wafatnya Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq. Tanggal 16 November 1988, dalam sebuah pemilihan umum terbuka pertama dalam waktu lebih dari sepuluh tahun, partai Benazir, PPP, berhasil mendapat jumlah kursi terbanyak di Dewan Nasional. Benazir diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri sebuah pemerintahan koalisi pada 2 Desember 1988 dan dengan usia 35 tahun ia menjadi orang termuda serta perempuan pertama yang memimpin sebuah negara dengan mayoritas rakyatnya beragama Islam di zaman modern. Setelah dipecat oleh presiden Pakistan saat itu dengan tuduhan korupsi, partai Benazir kalah dalam pemilihan umum yang diselenggarakan di bulan Oktober. Ia menjadi pemimpin oposisi sementara Nawaz Sharif menjadi perdana menteri selama tiga tahun berikutnya. Ketika pemilihan umum Oktober 1993 kembali diadakan, yang dimenangkan oleh koalisi PPP, yang mengembalikan.
Bhutto ke dalam jabatannya hingga 1996, ketika pemerintahannya sekali lagi dibubarkan atas tuduhan korupsi. Benazir dituduh melakukan korupsi namun belakangan namanya dibersihkan. Ia juga dituduh melakukan pencucian uang negara di bank-bank Swiss, dalam sebuah kasus yang masih tetap berada di pengadilan Swiss. Suaminya, Asif Ali Zardari, mendekam selama delapan tahun di penjara, meskipun ia tidak pernah terbukti bersalah. Ia ditempatkan di sebuah tahanan tersendiri dan mengaku mengalami siksaan. Kelompok-kelompok hak-hak asasi manusia juga mengklaim bahwa hak-hak Zardari telah dilanggar. Mantan perdana menteri Nawaz Sharif baru-baru ini meminta maaf atas keterlibatannya dalam penahanan yang berkepanjangan atas Zardari dan kasus-kasus yang diajukan melawan Benazir. Zardari dibebaskan pada bulan November 2004.
Benazir sejak tahun 1999 tinggal dalam pengasingan di Dubai, Uni Emirat Arab dan di sana ia mengasuh anak dan ibunya yang menderita penyakit Alzheimer. Ia juga berkeliling dunia untuk memberikan kuliah dan tetap menjaga hubungannya dengan para pendukung Partai Rakyat Pakistan. Benazir dan ketiga orang anaknya (Bilawal, Bakhtawar, dan Asifa) dipersatukan kembali bersama suami serta ayah mereka pada bulan Desember 2004 setelah lebih dari lima tahun terpisah. Benazir telah bersumpah untuk kembali ke Pakistan dan mencalonkan diri kembali sebagai Perdana Menteri dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada November 2007 mendatang. Tanggal 18 Oktober 2007, ia kembali ke Pakistan untuk mempersiapkan diri mengahadapi pemilu. Dalam perjalanan menuju sebuah pertemuan, dua buah bom meledak di dekat rombongan yang membawanya. Benazir selamat, namun sedikitnya 126 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

B.     Benazer Bhutto dalam Pemerintahan di Pakistan
Sejak merdeka dari Inggris 14 Agustus 1947, Pakistan empat kali dikudeta militer. Terakhir sebelum Musharraf memerintah, Jenderal Zia-ul-Haq melakukan kudeta terhadap pemerintahan Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto (ayah Benazir) pada tahun 1977. Bahkan dua tahun kemudian Zia-ul-Haq menghukum gantung Ali Bhutto. Dua pemerintahan sipil terakhir dijalankan oleh PM Nawaz Sharif dan Benazir Bhutto. Kehidupan politik di Pakistan memang terkenal sangat keras, serupa dengan kehidupan politik negara tetangganya yaitu India. Kisah tragis keluarga Bhutto mirip dengan keluarga Gandhi di India. Dinasti Buttho dikenal dunia sebagai keluarga politisi. Berikut tokoh-tokoh politik Pakistan dari dinasti Bhutto :
a)      Zulfikar Ali Bhutto
Dinasti politik keluarga Bhutto dibangun oleh Zulfikar Ali Bhutto. Dia lahir di wilayah Larkana yang waktu itu masih dibawah kekuasaan Inggris dan kemudian menjadi wilayah Provinsi Sindh dibawah Pakistan pada tanggal 5 Januari 1928. Ayah Zulfikar, Shah Nawaz Bhutto adalah seorang tuan tanah yang kaya raya sehingga mampu menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Selain Zulfikar, Shah Nawaz Bhutto memiliki dua anak laki-laki yaitu Sikandar dan Imdad Ali. Namun kakak-kakak Zulfikar Ali Bhutto meninggal dunia secara mengenaskan. Sikandar meninggal ketika masih kecil akibat menderita gangguan pernapasan dan Imdad Ali meninggal dalam usia 39 tahun pada tahun 1953 akibat penyakit lever. Pada tahun 1947, Zulfikar dikirim untuk menempuh pendidikan tinggi di University of Southern California. Pada tahun yang sama, Nawaz Bhutto terlibat dalam pergolakan politik di wilayah Junagadh yang sekarang wilayah Gujarat India. Nawaz berusaha memasukkan wilayah Junagadh yang dikuasainya ke Pakistan tetapi digagalkan oleh India pada tahun 1947.
Zulfikar kuliah di Universitas Berkeley California dan pada tahun 1949 hingga meraih sarjana ilmu politik. Pada tahun 1950 Zulfikar belajar hukum di The Christ Church Oxford, Inggris. Dia kemudian menikahi Begum Nusrat Ispahani, istri keduanya setelah Zulfikar bercerai dari Shireen Amir Begum. Dari Ispahani, Zulfikar mendapat seorang anak perempuan yang kelak menjadi penerusnya yaitu Benazir Bhutto. Karier politik Zulfikar dimulai pada tahun 1957 ketika dia menjadi anggota termuda dalam delegasi Pakistan yang dikirim ke PBB. Pada tanggal 25 Oktober 1957 dia berbicara di Komite Keenam PBB tentang Agresi dan menjadi pemimpin delegasi Pakistan ke Konferensi PBB tentang Aturan Kelautan 1958. Ditahun yang sama Zulfikar menjadi menteri termuda dalam kabinet Presiden Muhammad Ayub Khan, zulfikar menjadi orang kepercayaan Ayub, walaupun usianya masih muda dan tidak memiliki pengalaman politik. Zulfikar kemudian ditunjuk menjadi menteri luar negeri. Dia mengubah arah kebijakan luar negeri Pakistan yang sebelumnya pro-Barat. Zulfikar sering mengkritik kebijakan AS di wilayah itu. Dia menjalankan politik luar negeri yang merdeka dari dari pengaruh AS. Sebagai sandarannya Zulfikar menjalin hubungan yang sangat baik dengan Cina. Zulfikar juga yakin dengan ide kesatuan Pan Islami yang membuatnya berhubungan erat dengan Indonesia, Arab Saudi, dan negara-negara Arab. Zulfikar bahkan terkenal karena sikapnya yang keras terhadap India.
Ketika terjadi pergolakan hebat di Kashmir dan India, dia mengirimkan pasukan besar ke wilayah itu. Zulfikar mengobarkan semboyan perang dengan berbicara pedas terhadap India dalam Sidang Dewan Keamanan PBB. Zulfikar menuding India melakukan agresi dan menyatakan, “kami akan berperang selama seribu tahun !” lalu Zulfikar merobek-robek berkas DK PBB dan beranjak dari hadapan sidang. Akibatnya, Pakistan dan India terlibat dalam peperangan hebat yang mengkhawatirkan bagi AS, Inggris, dan Uni Soviet. Perang baru mereda setelah PBB turun tangan. Zulfikar kemudian mendampingi Presiden Ayub Khan dalam negosiasi dengan India. Negosiasi itu menyepakati bahwa masing-masing negara mundur ke garis batas sebelum perang. Perjanjian damai itu tidak disambut baik oleh Zulfikar dan sebagian besar rakyat Pakistan. Karena kritik-kritik terhadap Ayub, Zulfikar mulai disisihkan dan akhirnya dia menjadi tokoh oposisi terhadap pemerintahan Ayub. Setelah mundur dari kabinet, Zulfikar mendirikan Partai Rakyat Pakistan yang mendapat dukungan besar dari rakyat. Partai ini pula yang kemudian rajin melakukan demonstrasi dan pemogokan sehingga Ayub Khan kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.tongkat kepemimpinan Pakistan diserahkan kepada Jenderal Yahya Khan yang kemudian menggelar pemilu pada 7 Desember 1970. Dalam pemilu itu Partai Rakyat Pakistan menang di wilayah Pakistan Barat, sementara di Pakistan Timur, Liga Awami pimpinan Sheikh Mujibur Rahman meraih suara terbanyak. Kekuatan politik Pakistan terpecah. Liga Awami menolak tawaran Zulfikar untuk berkoalisasi dan malah membentuk Dewan Nasional yang kemudian menginisiasi lahirnya negara Bangladesh. Atas intervensi India, kekuatan tentara Pakistan di wilayah timur dikalahkan dan negara Bangladesh pun lahir. Zulfikar menyalahkan kebijakan Yahya Khan atas kemerdekaan Bangladesh. Tekanan rakyat terhadao pemerintah pun semakin keras. Akhirnya Yahya mengundurkan diri dan menyerahkan tongkat kepemimpinan Pakistan kepada Zulfikar. Di masa kepemimpinannya, Pakistan tidak menjadi lebih damai. Langkah politik dan kebijakannya banyak yang kontroversial. Dia melakukan perjanjian damai dengan India untuk membebaskan 93.000 tawanan perang Pakistan di India. Dalam perjanjian itu Zulfikar dianggap terlalu banyak memberi konsesi kepada India. Di sektor bisnis, Zulfikar dianggap meresahkan karena menasionalisasi perusahaan industri berat. Dia juga dianggap berkhianat karena mengakui keberadaan negara Bangladesh dan menabur bunga di makam pahlawan kemerdekaan Bangladesh.
Ketika situasi semakin tidak menentu, Zulfikar dituduh menghilangkan nyawa lawan-lawan politiknya. Situasi Pakistan semakin tegang, lalu dia menunjuk Jenderal Zia-ul-Haq untuk menjadi panglima angkatan bersenjata. Zulfikar juga mulai menetapkan kebijakan mengembangkan senjata nuklir. Penolakan atas kepemimpinan Zulfikar semakin kuat. Tiba-tiba saja Zia-ul-Haq melakukan kudeta dan menangkap Zulfikar. Dia ditahan dan diadili dengan berbagai tuduhan pembunuhan. Zulfikar kemudian dihukum gantung pada tanggal 4 April 1979. Zia-ul-Haq menolak permohonan yang diajukan berbagai kepala negara di dunia untuk membatalkan hukuman gantung itu. Sepeninggal Zulfikar, kunci kepemimpinan Partai Rakyat Pakistan diserahkan istrinya, Nusrat Ispahani Bhutto. Nusrat kemudian berjuang mempertahankan partai itu dibawah tekanan pemerintahan Zia-ul-Haq dan mempersiapkan Benazir sebagai penerus ayahnya. Cita-cita Nusrat terjawab pada tahun 1988, nyaris sepuluh tahun sejak kematian Zulfikar, ketika Benazir dilantik menjadi Perdana Menteri Pakistan dan dikenal sebagai perempuan pertama yang memimpin negara muslim. Namun kerasnya kehidupan politik Pakistan memaksa Benazir untuk turun dari jabatannya 20 bulan kemudian. Berbagai tuduhan korupsi dialamatkan kepadanya. Benazir sempat terpilih kembali sebagai perdana menteri pada tahun 1993 tetapi disingkirkan oleh Presiden Farooq Leghari.
b)     Benazir Bhutto
Benazir Bhutto dilahirkan di Karachi tanggal 21 Juni 1953. Ia dikenal dunia sebagai politisi Pakistan yang menjadi perempuan kepala pemerintahan pertama dalam sejarah Pakistan. Dari Dinasti Bhutto, Benazir menjadi penerus terakhir kejayaan politik ayahnya. Ia terpilih dua kali sebagai perdana menteri yaitu pada periode 1988-1990 dan 1993-1996. Benazir muncul sebagai tokoh perempuan muda yang glamor dalam kehidupan pribadinya sekaligus keras di panggung politik. Tekad kuat dan sikap keras kepala Benazir mulai tampak ketika ayahnya dipenjara dan kemudian didakwa melakukan pembunuhan pada masa pemerintahan Jenderal Zia-ul-Haq. Oleh karena itu Benazir berang dan sangat mendendam kepada militer. Di masa kecil dan remajanya, Benazir belajar di Lady Jennings Nursery School dan Sekolah Perempuan Jesus and Mary di Karachi, Pakistan. Seterusnya di Rawalpindi Presentation Convent. Ia lulus O-level ketika berumur 15 tahun. Benazir lulus dari Harvard University pada tahun 1973 dan dari Universitas Oxford pada tahun 1977. Hebatnya pada tahun 1976 ia menjadi perempuan Asia pertama yang memimpin kelompok elite bernama Oxford Union. Ia pun langsung menarik perhatian media di seluruh dunia.
Setelah ayahnya dieksekusi pada tahun 1979 oleh rezim militer Zia-ul-Haq, Benazir secara tidak resmi menjadi pimpinan sementara Partai Rakyat Pakistan. Namun ia dikenai penahanan rumah pada tahun1979-1984. Benazir dan ibunya bahkan pernah dijebloskan ke penjara walaupun ia juga sempat diizinkan ke luar negeri untuk menjalani pemeriksaan medis tahun 1984. Pada Agustus 1988, Presiden Zia-ul-Haq tewas dalam kecelakaan pesawat terbang. Akibatnya terjadi kekosongan kekuasaan di Pakistan. Dalam pemilu yang dilakukan kemudian, Partai Rakyat Pakistan memenangkan mayoritas kursi di Dewan Nasional yang berujung pada pengangkatan Benazir Bhutto sebagai perdana menteri pada tanggal 1 Desember 1988. Benazir Bhutto menjadi perempuan muslim pertama di dunia yang menjadi perdana menteri. Pada awalnya Benazir Bhutto sangat populer dan dilihat sebagai tokoh yang sangat berbeda dengan pemerintahan militer. Tetapi dua kali masa jabatannya sebagai perdana menteri berakhir dengan pemecatannya atas dakwaan korupsi. Dia meninggalkan kantor perdana menteri dengan reputasi yang hancur. Ketika memerintah, Benazir selalu menyuarakan isu-isu tentang perempuan, kesehatan, dan diskriminasi terhadap perempuan. Ia menyatakan akan membentuk kesatuan polisi yang anggotanya adalah perempuan, juga mahkamah dan bank pembangunan yang dikelola perempuan. Namun tak satupun niatnya terwujud di Pakistan. Selama berkuasa, Benazir membangun sekolah-sekolah di seluruh negeri, dan listrik pun berhasil dialirkan ke daerah-daerah pedesaan. Kelaparan, perumahan, dan layanan kesehatan menjadi prioritas utamanya. Meskipun ia telah melakukan banyak hal baik untuk rakyatnya, namun bukan berarti semua orang menyukainya. Selama berkuasa, Benazir banyak menghadapi perlawanan dari gerakan-gerakan Islam ekstrem yang tidak menyukai kepemimpinan seorang perempuan apalagi gaya kepemimpinannya cenderung liberal.
Pemerintah Sharif dengan gencar melancarkan tuduhan korupsi terhadap Benazir Bhutto. Benazir dan suaminya, Asif Ali Zardari seorang pebisnis dan senator kontroversial dipenjara tahun 1996. Dalam pengadilan di Lahore keduanya menjadi terpidana kasus korupsi. Benazir didakwa menyalahgunakan uang negara melalui Bank Swiss. Semasa dipenjara ia mengaku disiksa. Asif dibebaskan pada tahun 2004 namun kemudian dituduh lagi mencuri uang negara. Pada tahun 2004, suami Benazir dibebaskan dari penjara dab bergabung dengannya di pengasingan. Baru beberapa saat sebelum dilangsungkan pemilu 2007, dimulailah pembicaraan mengenai kemungkinan kembalinya Benazir Bhutto ke Pakistan. Pada Oktober 2007, Benazir bisa kembali ke Pakistan setelah delapan tahun hidup di pengasingan di Dubai. Tapi ancaman terhadapnya tidak pernah surut. Selain pemerintah, banyak pihak yang kurang menyukainya. Maka tidak heran bila kepulangannya disambut dengan ledakan bom yang nyaris merenggut nyawanya. Dalam peristiwa tersebut, musuh-musuh Benazir bersumpah akan terus melancarkan serangan bila ia menyusun kekuatan lagi. Sumpah itu dibuktikan hari kamis 27 Desember 2007 ketika tembakan dan ledakan bom mengakhiri perjalanan Benazir Bhutto dalam kancah politik Pakistan . Ia tewas bersama puluhan orang yang mengikutinya.
Setelah Indira Ghandhi di India, Benazir Bhutto adalah perempuan pemimpin kedua yang terbunuh di Asia Selatan. Ia juga merupakan perdana menteri kedua di Pakistan yang tewas dibunuh setelah perdana menteri Liaquat Ali Khan dibunuh pada tahun 1951 di Rawalpindi saat berpidato di depan massanya. Setelah Benazir tewas, Presiden Musharraf mengakui kharisma dan pengaruh yang dimiliki Benazir. Perjalanan hidup dan karier politiknya memang seperti arti nama Bhutto yaitu unik.

c)      Shahnawaz Bhutto
Dia adalah saudara laki-laki Benazir Bhutto yang juga terjun dalam dunia politik.  Pembawaanya lebih tenang dan tidak memilih cara-cara keras seperti Mir Murtaza, saudaranya selain Benazir. Namun tahun 1985, shahnawaz tewas diracun di apartemennya di Riviera, Prancis Selatan.

d)     Mir Murtaza Bhutto
Murtaza juga saudara laki-laki Benazir Bhutto yang aktif dalam politik. Dia lama tinggal di Afghanistan setelah ayahnya dipenjarakan oleh Zia-ul-Haq. Di Afghanistan, Murzata memimpin perlawanan terhadap militer Pakistan melalui kelompok bersenjata yang bernama Al Zulfikar. Pada tahun 1993, Murzata kembali ke Pakistan dengan maksud mengikuti pemilu. Di Pakistan dia malah menyerang suami Benazir dengan tuduhan korupsi. Tahun 1996, Murzata dituduh terlibat dalam aksi teror. Konon dia juga manjadi aktor intelektual peristiwa pembajakan pesawat terbang Pakistani Airlines. Setelah dibebaskan dari penjara, Murtaza mengikuti pemilu dan memenangi kursi parlemen Sindh. Pada tanggal 19 September 1996, Murtaza Bhutto ditembak mati bersama enam pemimpin partai yang lain di rumahnya di Karachi. Suami Benazir dituduh membunuhnya dan kasus ini tidak terungkap hingga sekarang.



e)      Asif Ali Zardari
Asif Ali Zardari adalah suami Benazir Bhutto. Dia sering memainkan peran-peran kunci dalam administrasi pemerintahan Benazir. Banyak pakar percaya bahwa turunnya Benazir dari tampuk perpolitikan cenderung disebabkan oleh ketamakan suaminya. Zardari juga dituduh terlibat dalam rekayasa kematian Murtaza Bhutto. Pada tahun 1998, Daniel Devould seorang hakim di Jenewa menuduh Benazir dan suaminya terlibat pencucian uang hasil korupsi di Pakistan dengan membeli perhiasan seharga lebih dari 190.000 dolar AS di Swiss. Pengadilan tinggi Lahore di Rawalpindi menjatuhkan vonis lima tahun penjara kepada Benazir dan Zardari atas dakwaan menerima sogokan dari maskapai Swiss SGS yang disewa pemerintah Pakistan untuk mencegah pengelakan pajak oleh eksportir di negeri itu. Pada waktu itu Benazir sudah lebih dulu ke luar negeri sehingga suaminya yang sedang menjalani hukuman penjara untuk kasus-kasus korupsi lain justru diperpanjang hukuman penjaranya. Tidak ada satupun diantara 18 tuduhan korupsi terhadap Zardari yang benar-benar terbukti di pengadilan. Meski begitu dia sempat mendekam dalam penjara selama delapan tahun. Dia dibebaskan dari penjara pada tahun 2004 dengan jaminan. Sesudah bebas dari oenjara, Zardari tetap mengelola asetnya di Inggris.
Dalam wawancara di televisi nasional Pakistan pada tahun 2005, Zardari mengatakan bahwa militer telah menawarkan untuk membebaskannya dan mencabut semua tuduhan terhadap dirinya bila ia setuju untuk meninggalkan dunia politik dan pergi dari Pakistan namun Zardari menolak. Kemudian Musharraf menandatangani sebuah amnesti dan mencabut segala tuduhan korupsi terhadap Benazir dan suaminya. Pada tahun 2007 Benazir memutuskan untuk kembali ke Pakistan. Namun ketika Musharraf pada tanggal 3 November 2007 menyatakan negara dalam keadaan darurat, Benazir dikenakan tahanan rumah.

C.   Konflik di Pakistan
Pakistan adalah negara yang muncul diatas peta dunia pada 14 Agustus 1947. Negara ini lahir dari aspirasi umat islam india untuk mendirikan pemerintahan yang memungkinkan mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip dan ajaran islam. Momentum ini tampak jelas dalam pernyataan Muhammad Ali jinnah, tokoh pendiri pakistan, “kita tidak memperjuangkan berdirinya Pakistan hanya untuk mendapatkan sebidang tanah, tetapi kita menginginkan suatu wilayah yang membuat kita bisa menerapkan prinsip dan ajaran islam”.
            Islam adalah agama minoritas di anak benua india sehingga kurang mempunyai ruang gerak untuk membumikan dan mengukuhkan eksistensinya. Islam dan Hindu ibarat dua arus sungai yang mengalir dan bersumber dari muara yang berbeda. Walaupun pemeluknya telah hidup berdampingan bersama selama berabad-abad, namun pandangan mereka tentang hidup dan kehidupan merupakan batas pemisah yang tidak bisa dijembatani.
            “Teori Dua Bangsa” adalah konsep yang dirintis oleh Sayyed Ahmad Khan, seorang tokoh revivalis india. Teori ini berdasarkan pada realitas sejarah bahwa umat islam dan hindu merupakan dua bangsa dengan latar belakang budaya, peradaban, adat literatur, sejarah dan agama yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut telah memicu konflik internal antar pemeluk agama yang sama-sama berusaha untuk menancapkan hegemoni politik di anak benua india.
            Dengan bantuan dan dukungan inggris, umat hindu berhasil menggeser dan menyingkirkan umat islam dari pos-pos penting pemerintahan sehingga mereka kehilangan hak-hak politik serta kebebasan dalam menjalankan perintah dan ajaran islam. Kondisi ini semakin memburuk akibat dari sikap curiga pemerintah inggris dan india terhadap umat islam.
            Urdu sebagai lingua franca umat islam india yang menggunakan transkrip arab mulai terancam eksistensinya akibat upaya dari pemerintah india yang bermaksud menjadikan hindi sebagai bahasa nasional india. Rasa nasionalisme Hindu-India terus dihembuskan di kalangan muslim untuk melebur mereka menjadi satu bangsa india. Keterpurukan umat islam dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan politik semakin mengobarkan semangat mereka untuk memisahkan diri dari india serta mendirikan negara yang melindungi identitas bangsa dan agama. Ini menunjukkan bahwa Pakistan lahir dari sebuah komitmen ideologi yang berakar pada prinsip islam.
            Sebagai negara yang baru terbebas dari dominasi Hindu-India, Pakistan harus melalui masa-masa sulit sejak awal berdirinya. Jutaan muslim india mengalir ke pakistan. Dengan perbekalan yang serba terbatas mereka meninggalkan tanah india untuk memulai kehidupan baru di pakistan. Pemerintah india justru meresponnya dengan melakukan pengusiran terhadap orang-orang muslim tersebut sebagai cara untuk menambah beban ekonomi pakistan yang masih belum stabil. Sejarah tidak akan melupakan peristiwa tragis yang menimpa para pengungsi muslim. Gerbong-gerbong kereta api yang mengangkut mereka ke pakistan dicegat oleh tentara india di tengah jalan. Mereka dibantai dan dibunuh secara biadab sehingga kereta api itu tiba di pakistan dengan gerbong-gerbong yang dipenuhi banyak mayat.
            Ketika Pakistan sedang berbenah untuk mengukuhkan posisinya di kancah politik dunia, Ali Jinnah meninggal dunia pada September 1948. Liaquat Ali Khan menggantikan posisi Ali Jinnah sebagai perdana menteri pertama pakistan. Ali Khan adalah sosok berwibawa yang memiliki dedikasi tinggi terhadap perjuangan bangsa. Dia diharapkan mampu membawa pakistan menuju negara demokratis yang berlandaskan islam. Namun konspirasi di kalangan elite politik waktu itu telah menyebabkan ia terbunuh pada 1951.
            Pada tahun 1971 dunia menyaksikan berdirinya sebuah negara baru bernama Bangladesh. Lahirnya Bangladesh tidak lepas dari para intelijen dan militer india. Munculnya gerakan separatisme di wilayah pakistan timur merupakan momentum emas bagi india untuk memecahkan kesatuan dan integritas pakistan. Tentara india dalam jumlah besar masuk ke wilayah pakistan timur (bangladesh) dan berhasil memukul mundur tentara pakistan ingin memadamkan pemberontakan rakyat bengali. Kekalahan telak pakistan di tangan india dan berdirinya bangladesh merupakan dua peristiwa besar yang telah mencoreng sejarah nasional pakistan.
            Sejak kemerdekaan pakistan pada tahun 1947, konflik antar-etnik dan gerakan separatisme yang berlandaskan etnik nasionalisme merupakan ancaman terbesar bagi integritasnya. Ada berbagai suku di pakistan: Punjab (58 persen), Sindhi (13 persen), Phastun (12,5 persen), Baluchi (4 persen), dan 4 persen Muhajir (orang-orang yang berimigrasi dari india pada 1947, mereka tak terikat dengan suku namun termasuk kelompok yang dominan dalam politik dan ekonomi). Masalah ini semakin menyulitkan pakistan untuk tegak sebagai sebuah negara yang stabil. Pada tahun 1970-an, kerusuhan politik yang dipicu oleh gerakan separatisme di Balochistan telah menyulut perang saudara. Perdana menteri Zulfikar Ali Bhutto mengirim 80.000 personel tentara untuk memadamkan pemberontakan. Dengan ini pemberontakkan berhasil di tumpas. Kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah Pakistan merupakan ekspresi dari ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah pusat yang mengancam posisi Zulfikar Ali Bhutto sebagai pengendali pemerintah. Zulfikar berubah dar seorang tokoh populis yang mendapat dukungan kuat dari rakyat bawah menjadi sosok otoriter yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan Partai Rakyat Pakistan daripada kepentingan nasional. Di tahun 1977, Pakistan Nasional Alliance (PNA), koalisi partai-partai politik pakistan, muncul sebagai kekuatan baru yang menentang kepemimpinan Zulfikar Ali Bhutto.
            Kepala staf angkatan bersenjata pakistan Jendral Zia-ul-Haq lantas melakukan kudeta dan mendeklarasikan pemerintahan militer. Zia berhasil menggulingkan pemerintahan Zulfikar Ali Bhutto pada juli 1977. Pemerintahan Zia merupakan masa paling suram dalam sejarah demokrasi pakistan. Zia memegang tumpuk kekuasaan melalui cara yang inkonstitusional dan tidak mendapatkan legitimasi hukum. Untuk memperkuat posisinya, Zia mencanangkan program “islamisasi” sebagai cara untuk memperoleh dukungan rakyat pakistan. Namun program ini justru memicu konflik antara Syi’ah dan Sunni.
            Kebijakan politik luar negeri Pakistan yang diterapkan Zia menyangkut masalah Afghanistan mendapat dukungan kuat dari AS. Bahkan Presiden Ronald Reagen dan CIA menginginkan agar Zia tetap menjadi orang nomer satu di pakistan.
            Peristiwa 11 September 2001 berdampak besar bagi Pakistan. Sebagai negara yang memiliki andil besar dalam mempermulus jalan bagi Taliban menguasai kabul pada 1996, peristiwa 11 September telah mengubah total kebijakan politik luar negeri pakistan terhadap Afghanistan. Status Pakistan sebagai negara yang berada di garis depan dalam perang global melawan terorisme telah memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi yang sedang ambruk. Bagi Pakistan situasi ini terasa kembali ke era 1980-an dimana dana bantuan dari AS dan negara-negara Barat mengucur ke Pakistan menyusul invansi Uni Soviet ke afghanistan. Namun juga membantu Zia-ul-Haq unuk bertahan di puncak kekuasaan selama sebelas tahun.
            Sejarah Pakistan padat dengan pasang surut seteru sipil dan militer dalam memerintah. Walaupun rakyat berharap akan kehidupan demokrasi dan pemerintahan sipil yang sehat, rekam jejak politik pakistan kerap mengkhianati harapan itu. Kini sikap Presidan Musharraf yang mendukung AS dalam perang global melawan terorisme memunculkan reaksi keras dari partai-partai islam dipakistan. Berbagai demonstrasi massal terjadi di kota-kota besar pakistan. Para pengunjuk rasa bahkan menyerukan jihad untuk menggulingkan Musharraf. Dan pembunuhan atas Benazir Bhutto menjadi episode paling aktual dari kekisruhan politik di pakistan.
a)      Tragedi Berdarah di Masjid Merah
Tanggal 3 juli karena rajin menyuarakan penegakan islam dan pemberantasan tempat maksiat, maka masjid merah, islamabad yang juga berfungsi sebagai madrasah itu diserbu aparat. Awal tragedi dan ketegangan itu terjadi ketika sekelompok santri menyerang pos keamanan pemerintah di dekat masjid. Pemerintah Musharraf lalu mengerahkan pasukan pasukan khusus dan senjata berat untuk mengepung masjid tersebut. Maulana Abdul Aziz, Adik dari Maulana Abdul Rasyid Ghazi( pemimpin masjid merah yang kerap dituding pemerintah pakistan sebagai tokoh yang mengadopsi perjuangan taliban), tertangkap dalam pengepungan itu. Setelah tertangkap Aziz menyerukan para santri agar menyerah atau melarikan diri. Aziz juga menghimbau agar dilakukan pendekatan dialogis terkait kondisi terbaru di komplek masjid itu. Ghazi mengatakan bahwa pihaknya siap berdialog  jika aparat keamanan menghentikan seranngan dan pengepungan terhadap mereka. Namun aparat tak meresponnya, dan terjadilah bentrokan hebat. Empat hari pasca bentrokan, menurut pimpinan Masjid Merah, 70 santri meninggal dunia, 30 diantaranya adalah perempuan. Sebelum serbuan itu sebenarnya sempat terjadi negosiasi antara pihak masjid merah dan pemerintah.Namun , pemerintah tidak sabar dan memilih jalan pintas dengan menyerbu dengan pasukan militer. Pada 11 Juli 2007, Maulana Abdul Rasyid Ghazi akhirnya tewas di persembunyian bawah tanah masjid merah tertembak pasukan komando Pakistan. Sejak peristiwa itu Masjid Merah dicap sebagai tempat yang dijadikan basis penyebaran “paham Taliban” oleh Pakistan. Sejak Genderang perang terhadap terorisme disuarakan Amerika, pemerintah Pakistan yang ikut dalam gerbong perang terhadap terorisme yang diusung AS mulai mengawasi madrasah – madrasah yang ada dinegaranya dan berusaha menghapus dan merombak silabus pendidikan agama sesuai kemamuan pemerintah. Hal ini yang memicu kelompok muslim yang anti AS melakukan perlawanan. Dukungan Musharraf terhadap pendudukan AS di Afghanistan sangat menguntungkan Pakistan. Pakistan juga tidak lagi diisolasi dunia internasional. Jendral Musharraf menghadapi aksi perlawanan dari rakyatnya sendiri yang benci AS. Di sebagian kalangan sipil dan bahkan militer Pakistan, Musharraf dituding berkomplot dengan bush untuk membunuhi orang islam dan menggadaikan kedaulatan negara Republik Islam Pakistan. Musharraf bahkan menghadapi risiko pembunuhan oleh sisa – sisa Taliban dan jaringan Al-Qaeda yang kini bertebaran di wilayah Pakistan. Banjir darah di Masjid Lal merupakan puncak perlawanan terhadap kedekatan pemerintah Musharraf dengan pemerintah AS. Sejak keberpihakan itu para khatib dan Imam di Masjid Lal hampir tidak pernah berhenti memojokkan posisi penguasa militer Pakistan. Tragedi berdarah di masjid Lal merupakan gambaran betapa pemerintahan Musharraf tidak disenangi lagi oleh rakyat Pakistan. Sejak rezim Taliban dilengserkan pada 13 November 2001, banyak sisa – sisa Taliban yang bersembunyi di sepanjang wilayah perbatasan pakistan dan afganistan. Pakistan punya caraa tersendiri dalam memerangi terorisme, yaitu dengan menghindari jatuhnya korban dari kalangan sipil. Gejala ekstrem kelompok – kelompok garis keras itu, antara lain, menuntut pemberlakuan syariah islam secara gamblang.Sebagai negara republik yang berlandaskan hukum islam, pakistan harus mampu menerapkan syariah tanpa ragu, terutama di bidang pidana.
b)     Ledakan Bom di Karachi
Mantan PM Pakistan Benazir Bhutto menginjakaan kakinya di Islamabad dengan penuh keberanian setelah delapan tahun hidup di pengasingan karena dia yang tidak kuat menghadapi tuduhan korupsi pada 1999. Dia tidak menghiraukan peringatan polisi bahwa dia menjadi target pembunuhan oleh beberapa pihak, termasuk Al-Qaeda dan Militan Taliban. Ratusan aparat keamanan bersenjata berjaga – jaga di bandara saat perdana menteri itu tiba. Gegap gempita menyambut kedatangan Benazir Butho lantas berubah menjadi tragedi yang memilukan.Serangan bom bunuh diri terjadi di dekat dekat kendaraan dan menewaskan para pendukung yang mengelu – elukaannya. Awalnya sebuah ledakan kecil terdenngar dan satu mobil karavan langsung berhenti. Pada saat orang – orang berkumpul, ada ledakan yang lebih keras lagi.Tiba – tiba muncul ledakan yang memekakan telinga dan ada bola api besar. Efek dari letusan sangat hebat karena pelaku membawa benda – benda keras seperti paku dan bola besi, yang membuat efek ledakan berlipat ganda. Mayat bergeletakan dimana – mana dan orang – orang cidera berteriak minta tolong. Ledakan itu juga menghantam dua kendaraan polisi yang mengawal truk yang membawa Benazir,Truk itulah yang menjadi sasaran. Tetapi Benazir selamat tanpa cidera sedikitpun, karena truk yang membawa Benazir adalah truk ant peluru. Benazir memang lolos dari maut tanpa cidera, namun sedikitnya 136 orang tewas dan 290 luka – luka. Esok harinya para pendukung Benazir Butho yang marah atas pengeboman tersebutlantas membakar ban serta melemparkan batu ke arah polisi di beberapa titik kota. Pengeboman di Karachi adalah serangan kedua yang paling mematikan sepanjang tahun 2007. Belum ada pihak yang mengaku sebagai pelaku serangan. Polisi menduga serangan tersebut terkait dengan kelompok militan di perbatasan Afghanistan. PM Australia Jhon Howard menuding Al-Qaeda sebagai pelaku tragedi bom Karach. Sementara pemerintah AS yang menganggap Pakistan sebagai sekutu berharga dalam “perang melawan teror” mengatakan bahwa ledakan itu ditujukan untuk mencekik kemerdekaan di Pakistan. Dan masih banyak keprihatinan dan pendapat seperti Sekretaris Jendral PBB Ban Ki – moon, Presiden Prancis Nikolas Sarkozy, Uni Eropa,dan Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband. Beberapa hari kemudian benazir menyatakan pendapatnya tentang tragedi tersebut, Menurutnya “mereka mungkin berusha membunuh saya. Saya telah menyiapkan diri dan orang – orang tercinta dari segala kemungkinan. Saya tahu siapa yang ingin membunuh saya. Adalah orang – orang terkemuka dari bekas rezim jenderal Zia yang sekarang ini berada di balik ekstrimisme dan fanatisme itu. Setelah Bom di Karachi, pertemuan sekitar 2.000 pengacara di Pengadilan Tinggi di kota Lahora pun diserang aparat keamanan. Musharraf lalu bergerak cepat mengendalikan media. Polisi menggrebek dan menyegel sebuah media cetak milik kelompok media cetak terbesar di Pakistan. Siaran berita independen juga diblokade dan transmisi domestik BBC dan CNN tidak ditayangkan. Penangkapan juga terjadi di Provinsi Sindh dan Provinsi Baluchistan. Musharraf, yang menjanjikan demokrasi ketika mengambil alih kekuasaan di 1999 melaui kudeta akhirnya menangguhkan konstitusi pada 3 November 2007 menjelang Mahkamh Agung memutuskan legal tidaknya pemilihan kembali dirinya sebagai presiden. Dia memecat hakim indepebden, mengendalikan media dan mengizinkan kewenangan untuk melakukan penggledahan guna menumpas para penentangnya. Sebagian besar melihat ini sebagai upaya terakhir untuk tetap berkuasa.

D.   Pembunuhan Benazir Bhutto
Rentetan peristiwa terus terjadi sebelum terbunuhnya benazir Bhutto, hingga pada tanggal 27 Desember 2007 Benazir Bhutto terbunuh.Ketika Benazir Bhutto mengikuti suatu rapat umum kapanye pemilihan di Rawalpindi. Pada saat ia akan menumpang mobil meninggalkan ruang rapat setelah menyampaikan pidato, seorang laki-laki bersenjata tiba-tiba melepaskan tembakan dan mengenai bagian leher dan dadanya. Penyerang kemudian meledakkan bom pada dirinya. Benazir Bhutto segera dilarikan ke rumah sakit, tapi tidak berhasil diselamatkan dan meninggal pada pukul 18:16 waktu setempat. Selain itu terdapat sekitar 30 orang tewas dalam peristiwa serangan itu. Seorang saksi mata mengatakan : "Ketika Benazir Bhutto melangkah keluar dari pintu ruang rapat, situasi di luar menjadi kacau, terdengar beberapa kali tembakan dan sekali peledakan, suasana sangat kacau, banyak orang cedera dalam peledakan, mobil Benazir Bhutto juga rusak berat."Setelah terjadinya peristiwa itu, Presiden Pakistan Pervez Musharaf menyatakan kecaman keras. Dikatakannya,"Hari ini di Kota Rawalpindi, Nyonya Benazir Bhutto dibunuh oleh kaum teroris yang biadab. Saya sulit menguraikan betapa malangnya peristiwa ini bagi Pakistan. Dengan kesempatan ini, saya menyatakan rasa sedih dan dukacita kepada keluarga Nyonya Benazir Bhutto. Saya juga menyatakan rasa simpati kepada mereka yang tak berdosa yang terbunuh dan serangan ini serta keluarga mereka."Musharaf mengumumkan seluruh negeri berkabung selama tiga hari untuk Benazir Bhutto. Ia meminta pula agar rakyat Pakistan tetap tenang dan menahan  diri. Sementara itu, ia menegaskan kembali tekad pemerintah Pakistan untuk memerangi kekuatan teroris dan ekstrimis. Masyarakat internasional mengecam keras peristiwa serangan itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Qin Gang menyatakan, Tiongkok mengecam keras peristiwa teroris itu dan merasa terkejut atas terbunuhnya Benazir Bhutto. Dinyatakan pula rasa simpati kepada keluarga Benazir Bhutto dan para korban lainnya. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon dalam pernyataannya mengatakan, peristiwa itu dilakukan untuk merusak kestabilan dan proses demokrasi di Pakistan. Mereka yang bertanggung jawab harus dijerat oleh hukum. Dikatakannya,"Saya dengan keras mengimbau masyarakat di Pakistan supaya menahan diri secara maksimal pada saat yang sulit ini demi menjaga persatuan dan perdamaian negara."
Pembunuhan terhadap Benazir memang memunculkan spekulasi tentang siapa yang berada di balik aksi keji tersebut. Banyak kekuatan yang mungkin berada di belakang pembunuhan itu. Dua bulan sebelum kematiannya, wartawan CNN menerima surat elektronik dari Benazir yang dikirim melalui Mark Siegel. Dalam surat itu, ia berpesan, “Kalau saya terbunuh, Presiden Pakistan Pervez Musharaf adalah orang yang paling disalahkan …” Selain itu sebelum terbunuh, Benazir juga pernah menuding beberapa pihak berada di belakang upaya pembunuhan terhadap dirinya, termasuk agen-agen intelijen pemerintah, kelompok militan pro Al-Qaeda, dan kelompok pendukung Zia-ul-Haq. Sementara setelah peristiwa tewasnya Benazir, pemerintahan Musharraf langsung menuding kelompok Al-Qaeda sebagai pelakunya. Suami Benazir, Asif Ali Zardani menuduh ISI (dinas intelijen Pakistan) terlibat dalam serangan yang menewaskan istrinya itu. Banyak kalangan di Pakistan yang sependapat dengan Zardari. Benazir memang punya banyak musuh di negerinya. Namun, sambutan luar biasa pada saat kepulangannya membuktikan dia masih tetap dipuja sebagai pemimpin kendati telah delapan tahun di pengasingan.








BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Benazir Bhutto (kelahiran Karachi, Pakistan, 21 Juni 1953) merupakan wanita pertama yang memimpin sebuah negara Muslim di masa pasca kolonial. Bulan Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard dengan gelar dalam ilmu politik. Ia juga terpilih sebagai anggota Phi Beta Kappa. Pakistan adalah negara yang muncul diatas peta dunia pada 14 Agustus 1947. Negara ini lahir dari aspirasi umat islam india untuk mendirikan pemerintahan yang memungkinkan mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip dan ajaran islam. Momentum ini tampak jelas dalam pernyataan Muhammad Ali jinnah, tokoh pendiri pakistan, “kita tidak memperjuangkan berdirinya Pakistan hanya untuk mendapatkan sebidang tanah, tetapi kita menginginkan suatu wilayah yang membuat kita bisa menerapkan prinsip dan ajaran islam”.
Rentetan peristiwa terus terjadi sebelum terbunuhnya benazir Bhutto, hingga pada tanggal 27 Desember 2007 Benazir Bhutto terbunuh.Ketika Benazir Bhutto mengikuti suatu rapat umum kapanye pemilihan di Rawalpindi. Pada saat ia akan menumpang mobil meninggalkan ruang rapat setelah menyampaikan pidato, seorang laki-laki bersenjata tiba-tiba melepaskan tembakan dan mengenai bagian leher dan dadanya. Penyerang kemudian meledakkan bom pada dirinya. Benazir Bhutto segera dilarikan ke rumah sakit, tapi tidak berhasil diselamatkan dan meninggal pada pukul 18:16 waktu setempat.
B.   Saran
Sebagai seorang mahasiswa pendidikan sejarah, sudah selayaknya kita dapat memahami peran para tokoh dunia yang ingin berusaha menggerakkan dan membangun negaranya. Selain itu perlu kita pahami pula bagaimana adanya kudeta-kudeta dalam pemerintahan suatu negara.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaenal. 2008. Tragedi Benazir Bhutto. Yogyakarta : Penerbit Narasi
(diunduh pada tanggal 08 Mei 2013)
              http://kolom-biografi.blogspot.com/
             (diunduh pada tanggal 08 Mei 2013)

















LAMPIRAN


 







                                                                                                    
Benazir Bhutto
                                                                                                    





                                                                                                    
Ledakan Bom





Pemakaman Benazir Bhutto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar