PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam suatu negara tidak disangsikan lagi adanya
sebuah pemerintahan. Pemerintahan tersebut tak jarang adanya kudeta-kudeta yang
saling menghancurkan kekuasaan satu sama lain. Sehingga adanya pemerintahan
yang sedemikian rupa akan menimbulkan perpecahan dalam kepemimpinannya. Selain
itu akan muncul konflik dimana-mana. Dalam hal ini ada tokoh penguasa yang
dikagumi dan ada pula yang dibenci oleh rakyatnya.
Sebagai seorang tokoh politis tentu saja ada pro
daan juga kontra menyertai kepemimpinanya. Seperti seorang tokoh di Pakistan
ini, ia selalu mendapat banyak tentangan dari musuh-musuhnya yang menginginkan
kekuasaan. Bahkan sering terjadi ancaman pembunuhan terhadapnya. Tokoh ini
tidak lain adalah seorang wanita tangguh yakni Benazir Bhutto.
Sehingga untuk mengapresiasikan dan menambah
wawasan, dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan mengenai sosok Benazir
Bhutto yang disanjung namun dibenci tersebut. Serta masa kepemimpinannya dan
akhir hidupnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
riwayat hidup dari Benazir Bhutto ?
2. Bagaimana
pemerintahan Dinasti Bhutto ?
3. Tragedi
apa saja yang terjadi di Pakistan saat adanya konflik Pakistan ?
4. Siapa
pembunuh Benazir Bhutto ?
C.
Tujuan Penulisan
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Asia Selatan Semester 2. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan dan
pemahaman serta mengenal mengenai tokoh Benazir Bhutto dan perannya dalam dunia
politik dan sebagai penggerak Pakistan. Kemudian dari makalah ini mungkin akan
dapat membantu para pembaca dalam mengulas kembali masa dinasti Bhutto di
Pakistan.
D.
Manfaat
Penulisan
1.
Dapat mengetahui riwayat hidup Benazir
Bhuto
2.
Mengetahui jalannya pemerintahan Benazir
Bhuto
3.
Memahami Peristiwa Konflik di Pakistan
4.
Mengetahui peristiwa pembunuhan Benazir
Bhuto
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Benazir Bhutto
Benazir Bhutto (kelahiran Karachi,
Pakistan, 21 Juni 1953) merupakan wanita pertama yang memimpin sebuah negara
Muslim di masa pasca kolonial. Benazir yang karismatis terpilih sebagai Perdana
Menteri Pakistan pada tahun 1988, namun 20 bulan kemudian, kekuasaannya
dijatuhkan oleh presiden negara itu yang didukung militer, Ghulam Ishaq Khan,
yang secara kontroversial menggunakan Amandemen ke-8 untuk membubarkan parlemen
dan memaksa diselenggarakannya pemilihan umum. Benazir terpilih kembali pada
tahun 1993, namun tiga tahun kemudian diberhentikan di tengah berbagai skandal
korupsi oleh presiden yang berkuasa waktu itu, Farooq Leghari, yang juga
menggunakan kekuasaan pertimbangan khusus yang diberikan oleh Amandemen ke-8. Benazir
adalah anak sulung dari mantan Perdana Menteri Pakistan, Zulfikar Ali Bhutto
(yang digantung oleh pemerintah militer Pakistan di bawah keadaan luar biasa)
dan Begum Nusrat Bhutto, seorang suku Kurdi Iran. Kakek dari pihak ayahnya
adalah Sir Shah Nawaz Bhutto, seorang Sindhi dan tokoh penting dalam gerakan
kemerdekaan Pakistan. Benazir belajar di Taman Kanak-kanak Lady Jennings dan
kemudian di Convent of Jesus and Mary di Karachi. Setelah dua tahun belajar di
Rawalpindi Presentation Convent, ia dikirim ke Jesus and Mary Convent di
Murree. Ia lulus ujian O-level (dalam sistem pendidikan Inggris, setara dengan
SMA kelas 1). Pada bulan April 1969, ia diterima di Radcliffe College,
Universitas Harvard. Bulan Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard dengan gelar
dalam ilmu politik. Ia juga terpilih sebagai anggota Phi Beta Kappa. Ia
kemudian masuk ke Universitas Oxford pada musim gugur 1973 dan lulus dengan
gelar Magister dalam bidang Filsafat, Politik, dan Ekonomi. Ia terpilih menjadi
Presiden dari Oxford Union yang bergengsi. Setelah menyelesaikan pendidikan
universitasnya, Benazir kembali ke Pakistan, tetapi karena ayahnya dipenjarakan
dan kemudian dihukum mati, ia dikenakan tahanan rumah. Setelah diizinkan kembali
ke Inggris pada tahun 1984, ia menjadi pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP),
partai ayahnya, di pengasingan, namun ia tidak dapat membuat kekuatan
politiknya dapat dirasakan di Pakistan hingga wafatnya Jenderal Muhammad
Zia-ul-Haq. Tanggal 16 November 1988, dalam sebuah pemilihan umum terbuka
pertama dalam waktu lebih dari sepuluh tahun, partai Benazir, PPP, berhasil
mendapat jumlah kursi terbanyak di Dewan Nasional. Benazir diambil sumpahnya
sebagai Perdana Menteri sebuah pemerintahan koalisi pada 2 Desember 1988 dan
dengan usia 35 tahun ia menjadi orang termuda serta perempuan pertama yang
memimpin sebuah negara dengan mayoritas rakyatnya beragama Islam di zaman
modern. Setelah dipecat oleh presiden Pakistan saat itu dengan tuduhan korupsi,
partai Benazir kalah dalam pemilihan umum yang diselenggarakan di bulan
Oktober. Ia menjadi pemimpin oposisi sementara Nawaz Sharif menjadi perdana
menteri selama tiga tahun berikutnya. Ketika pemilihan umum Oktober 1993
kembali diadakan, yang dimenangkan oleh koalisi PPP, yang mengembalikan.
Bhutto ke dalam jabatannya hingga
1996, ketika pemerintahannya sekali lagi dibubarkan atas tuduhan korupsi. Benazir
dituduh melakukan korupsi namun belakangan namanya dibersihkan. Ia juga dituduh
melakukan pencucian uang negara di bank-bank Swiss, dalam sebuah kasus yang
masih tetap berada di pengadilan Swiss. Suaminya, Asif Ali Zardari, mendekam
selama delapan tahun di penjara, meskipun ia tidak pernah terbukti bersalah. Ia
ditempatkan di sebuah tahanan tersendiri dan mengaku mengalami siksaan.
Kelompok-kelompok hak-hak asasi manusia juga mengklaim bahwa hak-hak Zardari
telah dilanggar. Mantan perdana menteri Nawaz Sharif baru-baru ini meminta maaf
atas keterlibatannya dalam penahanan yang berkepanjangan atas Zardari dan kasus-kasus
yang diajukan melawan Benazir. Zardari dibebaskan pada bulan November 2004.
Benazir sejak tahun 1999 tinggal
dalam pengasingan di Dubai, Uni Emirat Arab dan di sana ia mengasuh anak dan
ibunya yang menderita penyakit Alzheimer. Ia juga berkeliling dunia untuk
memberikan kuliah dan tetap menjaga hubungannya dengan para pendukung Partai
Rakyat Pakistan. Benazir dan ketiga orang anaknya (Bilawal, Bakhtawar, dan
Asifa) dipersatukan kembali bersama suami serta ayah mereka pada bulan Desember
2004 setelah lebih dari lima tahun terpisah. Benazir telah bersumpah untuk
kembali ke Pakistan dan mencalonkan diri kembali sebagai Perdana Menteri dalam
pemilihan umum yang dijadwalkan pada November 2007 mendatang. Tanggal 18
Oktober 2007, ia kembali ke Pakistan untuk mempersiapkan diri mengahadapi
pemilu. Dalam perjalanan menuju sebuah pertemuan, dua buah bom meledak di dekat
rombongan yang membawanya. Benazir selamat, namun sedikitnya 126 orang tewas
dalam peristiwa tersebut.
B.
Benazer
Bhutto dalam Pemerintahan di Pakistan
Sejak
merdeka dari Inggris 14 Agustus 1947, Pakistan empat kali dikudeta militer.
Terakhir sebelum Musharraf memerintah, Jenderal Zia-ul-Haq melakukan kudeta
terhadap pemerintahan Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto (ayah Benazir) pada
tahun 1977. Bahkan dua tahun kemudian Zia-ul-Haq menghukum gantung Ali Bhutto.
Dua pemerintahan sipil terakhir dijalankan oleh PM Nawaz Sharif dan Benazir
Bhutto. Kehidupan politik di Pakistan memang terkenal sangat keras, serupa
dengan kehidupan politik negara tetangganya yaitu India. Kisah tragis keluarga
Bhutto mirip dengan keluarga Gandhi di India. Dinasti Buttho dikenal dunia
sebagai keluarga politisi. Berikut tokoh-tokoh politik Pakistan dari dinasti
Bhutto :
a)
Zulfikar
Ali Bhutto
Dinasti
politik keluarga Bhutto dibangun oleh Zulfikar Ali Bhutto. Dia lahir di wilayah
Larkana yang waktu itu masih dibawah kekuasaan Inggris dan kemudian menjadi
wilayah Provinsi Sindh dibawah Pakistan pada tanggal 5 Januari 1928. Ayah
Zulfikar, Shah Nawaz Bhutto adalah seorang tuan tanah yang kaya raya sehingga
mampu menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Selain Zulfikar, Shah Nawaz Bhutto
memiliki dua anak laki-laki yaitu Sikandar dan Imdad Ali. Namun kakak-kakak
Zulfikar Ali Bhutto meninggal dunia secara mengenaskan. Sikandar meninggal ketika
masih kecil akibat menderita gangguan pernapasan dan Imdad Ali meninggal dalam
usia 39 tahun pada tahun 1953 akibat penyakit lever. Pada tahun 1947, Zulfikar
dikirim untuk menempuh pendidikan tinggi di University of Southern California.
Pada tahun yang sama, Nawaz Bhutto terlibat dalam pergolakan politik di wilayah
Junagadh yang sekarang wilayah Gujarat India. Nawaz berusaha memasukkan wilayah
Junagadh yang dikuasainya ke Pakistan tetapi digagalkan oleh India pada tahun
1947.
Zulfikar
kuliah di Universitas Berkeley California dan pada tahun 1949 hingga meraih
sarjana ilmu politik. Pada tahun 1950 Zulfikar belajar hukum di The Christ
Church Oxford, Inggris. Dia kemudian menikahi Begum Nusrat Ispahani, istri
keduanya setelah Zulfikar bercerai dari Shireen Amir Begum. Dari Ispahani,
Zulfikar mendapat seorang anak perempuan yang kelak menjadi penerusnya yaitu
Benazir Bhutto. Karier politik Zulfikar dimulai pada tahun 1957 ketika dia
menjadi anggota termuda dalam delegasi Pakistan yang dikirim ke PBB. Pada tanggal
25 Oktober 1957 dia berbicara di Komite Keenam PBB tentang Agresi dan menjadi
pemimpin delegasi Pakistan ke Konferensi PBB tentang Aturan Kelautan 1958.
Ditahun yang sama Zulfikar menjadi menteri termuda dalam kabinet Presiden
Muhammad Ayub Khan, zulfikar menjadi orang kepercayaan Ayub, walaupun usianya
masih muda dan tidak memiliki pengalaman politik. Zulfikar kemudian ditunjuk
menjadi menteri luar negeri. Dia mengubah arah kebijakan luar negeri Pakistan
yang sebelumnya pro-Barat. Zulfikar sering mengkritik kebijakan AS di wilayah
itu. Dia menjalankan politik luar negeri yang merdeka dari dari pengaruh AS.
Sebagai sandarannya Zulfikar menjalin hubungan yang sangat baik dengan Cina.
Zulfikar juga yakin dengan ide kesatuan Pan Islami yang membuatnya berhubungan
erat dengan Indonesia, Arab Saudi, dan negara-negara Arab. Zulfikar bahkan
terkenal karena sikapnya yang keras terhadap India.
Ketika
terjadi pergolakan hebat di Kashmir dan India, dia mengirimkan pasukan besar ke
wilayah itu. Zulfikar mengobarkan semboyan perang dengan berbicara pedas
terhadap India dalam Sidang Dewan Keamanan PBB. Zulfikar menuding India
melakukan agresi dan menyatakan, “kami akan berperang selama seribu tahun !”
lalu Zulfikar merobek-robek berkas DK PBB dan beranjak dari hadapan sidang.
Akibatnya, Pakistan dan India terlibat dalam peperangan hebat yang
mengkhawatirkan bagi AS, Inggris, dan Uni Soviet. Perang baru mereda setelah
PBB turun tangan. Zulfikar kemudian mendampingi Presiden Ayub Khan dalam
negosiasi dengan India. Negosiasi itu menyepakati bahwa masing-masing negara
mundur ke garis batas sebelum perang. Perjanjian damai itu tidak disambut baik
oleh Zulfikar dan sebagian besar rakyat Pakistan. Karena kritik-kritik terhadap
Ayub, Zulfikar mulai disisihkan dan akhirnya dia menjadi tokoh oposisi terhadap
pemerintahan Ayub. Setelah mundur dari kabinet, Zulfikar mendirikan Partai
Rakyat Pakistan yang mendapat dukungan besar dari rakyat. Partai ini pula yang
kemudian rajin melakukan demonstrasi dan pemogokan sehingga Ayub Khan kemudian
mengundurkan diri dari jabatannya.tongkat kepemimpinan Pakistan diserahkan
kepada Jenderal Yahya Khan yang kemudian menggelar pemilu pada 7 Desember 1970.
Dalam pemilu itu Partai Rakyat Pakistan menang di wilayah Pakistan Barat,
sementara di Pakistan Timur, Liga Awami pimpinan Sheikh Mujibur Rahman meraih
suara terbanyak. Kekuatan politik Pakistan terpecah. Liga Awami menolak tawaran
Zulfikar untuk berkoalisasi dan malah membentuk Dewan Nasional yang kemudian
menginisiasi lahirnya negara Bangladesh. Atas intervensi India, kekuatan
tentara Pakistan di wilayah timur dikalahkan dan negara Bangladesh pun lahir.
Zulfikar menyalahkan kebijakan Yahya Khan atas kemerdekaan Bangladesh. Tekanan
rakyat terhadao pemerintah pun semakin keras. Akhirnya Yahya mengundurkan diri
dan menyerahkan tongkat kepemimpinan Pakistan kepada Zulfikar. Di masa
kepemimpinannya, Pakistan tidak menjadi lebih damai. Langkah politik dan
kebijakannya banyak yang kontroversial. Dia melakukan perjanjian damai dengan
India untuk membebaskan 93.000 tawanan perang Pakistan di India. Dalam
perjanjian itu Zulfikar dianggap terlalu banyak memberi konsesi kepada India.
Di sektor bisnis, Zulfikar dianggap meresahkan karena menasionalisasi
perusahaan industri berat. Dia juga dianggap berkhianat karena mengakui
keberadaan negara Bangladesh dan menabur bunga di makam pahlawan kemerdekaan
Bangladesh.
Ketika
situasi semakin tidak menentu, Zulfikar dituduh menghilangkan nyawa lawan-lawan
politiknya. Situasi Pakistan semakin tegang, lalu dia menunjuk Jenderal
Zia-ul-Haq untuk menjadi panglima angkatan bersenjata. Zulfikar juga mulai
menetapkan kebijakan mengembangkan senjata nuklir. Penolakan atas kepemimpinan
Zulfikar semakin kuat. Tiba-tiba saja Zia-ul-Haq melakukan kudeta dan menangkap
Zulfikar. Dia ditahan dan diadili dengan berbagai tuduhan pembunuhan. Zulfikar
kemudian dihukum gantung pada tanggal 4 April 1979. Zia-ul-Haq menolak
permohonan yang diajukan berbagai kepala negara di dunia untuk membatalkan
hukuman gantung itu. Sepeninggal Zulfikar, kunci kepemimpinan Partai Rakyat
Pakistan diserahkan istrinya, Nusrat Ispahani Bhutto. Nusrat kemudian berjuang
mempertahankan partai itu dibawah tekanan pemerintahan Zia-ul-Haq dan
mempersiapkan Benazir sebagai penerus ayahnya. Cita-cita Nusrat terjawab pada
tahun 1988, nyaris sepuluh tahun sejak kematian Zulfikar, ketika Benazir
dilantik menjadi Perdana Menteri Pakistan dan dikenal sebagai perempuan pertama
yang memimpin negara muslim. Namun kerasnya kehidupan politik Pakistan memaksa
Benazir untuk turun dari jabatannya 20 bulan kemudian. Berbagai tuduhan korupsi
dialamatkan kepadanya. Benazir sempat terpilih kembali sebagai perdana menteri
pada tahun 1993 tetapi disingkirkan oleh Presiden Farooq Leghari.
b)
Benazir
Bhutto
Benazir
Bhutto dilahirkan di Karachi tanggal 21 Juni 1953. Ia dikenal dunia sebagai
politisi Pakistan yang menjadi perempuan kepala pemerintahan pertama dalam
sejarah Pakistan. Dari Dinasti Bhutto, Benazir menjadi penerus terakhir
kejayaan politik ayahnya. Ia terpilih dua kali sebagai perdana menteri yaitu
pada periode 1988-1990 dan 1993-1996. Benazir muncul sebagai tokoh perempuan
muda yang glamor dalam kehidupan pribadinya sekaligus keras di panggung
politik. Tekad kuat dan sikap keras kepala Benazir mulai tampak ketika ayahnya
dipenjara dan kemudian didakwa melakukan pembunuhan pada masa pemerintahan
Jenderal Zia-ul-Haq. Oleh karena itu Benazir berang dan sangat mendendam kepada
militer. Di masa kecil dan remajanya, Benazir belajar di Lady Jennings Nursery
School dan Sekolah Perempuan Jesus and Mary di Karachi, Pakistan. Seterusnya di
Rawalpindi Presentation Convent. Ia lulus O-level ketika berumur 15 tahun.
Benazir lulus dari Harvard University pada tahun 1973 dan dari Universitas
Oxford pada tahun 1977. Hebatnya pada tahun 1976 ia menjadi perempuan Asia
pertama yang memimpin kelompok elite bernama Oxford Union. Ia pun langsung
menarik perhatian media di seluruh dunia.
Setelah
ayahnya dieksekusi pada tahun 1979 oleh rezim militer Zia-ul-Haq, Benazir
secara tidak resmi menjadi pimpinan sementara Partai Rakyat Pakistan. Namun ia
dikenai penahanan rumah pada tahun1979-1984. Benazir dan ibunya bahkan pernah
dijebloskan ke penjara walaupun ia juga sempat diizinkan ke luar negeri untuk
menjalani pemeriksaan medis tahun 1984. Pada Agustus 1988, Presiden Zia-ul-Haq
tewas dalam kecelakaan pesawat terbang. Akibatnya terjadi kekosongan kekuasaan
di Pakistan. Dalam pemilu yang dilakukan kemudian, Partai Rakyat Pakistan
memenangkan mayoritas kursi di Dewan Nasional yang berujung pada pengangkatan
Benazir Bhutto sebagai perdana menteri pada tanggal 1 Desember 1988. Benazir
Bhutto menjadi perempuan muslim pertama di dunia yang menjadi perdana menteri.
Pada awalnya Benazir Bhutto sangat populer dan dilihat sebagai tokoh yang
sangat berbeda dengan pemerintahan militer. Tetapi dua kali masa jabatannya
sebagai perdana menteri berakhir dengan pemecatannya atas dakwaan korupsi. Dia
meninggalkan kantor perdana menteri dengan reputasi yang hancur. Ketika
memerintah, Benazir selalu menyuarakan isu-isu tentang perempuan, kesehatan,
dan diskriminasi terhadap perempuan. Ia menyatakan akan membentuk kesatuan
polisi yang anggotanya adalah perempuan, juga mahkamah dan bank pembangunan
yang dikelola perempuan. Namun tak satupun niatnya terwujud di Pakistan. Selama
berkuasa, Benazir membangun sekolah-sekolah di seluruh negeri, dan listrik pun
berhasil dialirkan ke daerah-daerah pedesaan. Kelaparan, perumahan, dan layanan
kesehatan menjadi prioritas utamanya. Meskipun ia telah melakukan banyak hal
baik untuk rakyatnya, namun bukan berarti semua orang menyukainya. Selama
berkuasa, Benazir banyak menghadapi perlawanan dari gerakan-gerakan Islam
ekstrem yang tidak menyukai kepemimpinan seorang perempuan apalagi gaya
kepemimpinannya cenderung liberal.
Pemerintah
Sharif dengan gencar melancarkan tuduhan korupsi terhadap Benazir Bhutto.
Benazir dan suaminya, Asif Ali Zardari seorang pebisnis dan senator
kontroversial dipenjara tahun 1996. Dalam pengadilan di Lahore keduanya menjadi
terpidana kasus korupsi. Benazir didakwa menyalahgunakan uang negara melalui
Bank Swiss. Semasa dipenjara ia mengaku disiksa. Asif dibebaskan pada tahun
2004 namun kemudian dituduh lagi mencuri uang negara. Pada tahun 2004, suami
Benazir dibebaskan dari penjara dab bergabung dengannya di pengasingan. Baru
beberapa saat sebelum dilangsungkan pemilu 2007, dimulailah pembicaraan
mengenai kemungkinan kembalinya Benazir Bhutto ke Pakistan. Pada Oktober 2007,
Benazir bisa kembali ke Pakistan setelah delapan tahun hidup di pengasingan di
Dubai. Tapi ancaman terhadapnya tidak pernah surut. Selain pemerintah, banyak
pihak yang kurang menyukainya. Maka tidak heran bila kepulangannya disambut
dengan ledakan bom yang nyaris merenggut nyawanya. Dalam peristiwa tersebut,
musuh-musuh Benazir bersumpah akan terus melancarkan serangan bila ia menyusun
kekuatan lagi. Sumpah itu dibuktikan hari kamis 27 Desember 2007 ketika
tembakan dan ledakan bom mengakhiri perjalanan Benazir Bhutto dalam kancah
politik Pakistan . Ia tewas bersama puluhan orang yang mengikutinya.
Setelah
Indira Ghandhi di India, Benazir Bhutto adalah perempuan pemimpin kedua yang
terbunuh di Asia Selatan. Ia juga merupakan perdana menteri kedua di Pakistan
yang tewas dibunuh setelah perdana menteri Liaquat Ali Khan dibunuh pada tahun
1951 di Rawalpindi saat berpidato di depan massanya. Setelah Benazir tewas,
Presiden Musharraf mengakui kharisma dan pengaruh yang dimiliki Benazir.
Perjalanan hidup dan karier politiknya memang seperti arti nama Bhutto yaitu
unik.
c)
Shahnawaz
Bhutto
Dia
adalah saudara laki-laki Benazir Bhutto yang juga terjun dalam dunia
politik. Pembawaanya lebih tenang dan
tidak memilih cara-cara keras seperti Mir Murtaza, saudaranya selain Benazir.
Namun tahun 1985, shahnawaz tewas diracun di apartemennya di Riviera, Prancis
Selatan.
d)
Mir
Murtaza Bhutto
Murtaza
juga saudara laki-laki Benazir Bhutto yang aktif dalam politik. Dia lama
tinggal di Afghanistan setelah ayahnya dipenjarakan oleh Zia-ul-Haq. Di
Afghanistan, Murzata memimpin perlawanan terhadap militer Pakistan melalui
kelompok bersenjata yang bernama Al Zulfikar. Pada tahun 1993, Murzata kembali
ke Pakistan dengan maksud mengikuti pemilu. Di Pakistan dia malah menyerang
suami Benazir dengan tuduhan korupsi. Tahun 1996, Murzata dituduh terlibat
dalam aksi teror. Konon dia juga manjadi aktor intelektual peristiwa pembajakan
pesawat terbang Pakistani Airlines. Setelah dibebaskan dari penjara, Murtaza
mengikuti pemilu dan memenangi kursi parlemen Sindh. Pada tanggal 19 September
1996, Murtaza Bhutto ditembak mati bersama enam pemimpin partai yang lain di
rumahnya di Karachi. Suami Benazir dituduh membunuhnya dan kasus ini tidak
terungkap hingga sekarang.
e)
Asif
Ali Zardari
Asif
Ali Zardari adalah suami Benazir Bhutto. Dia sering memainkan peran-peran kunci
dalam administrasi pemerintahan Benazir. Banyak pakar percaya bahwa turunnya
Benazir dari tampuk perpolitikan cenderung disebabkan oleh ketamakan suaminya.
Zardari juga dituduh terlibat dalam rekayasa kematian Murtaza Bhutto. Pada
tahun 1998, Daniel Devould seorang hakim di Jenewa menuduh Benazir dan suaminya
terlibat pencucian uang hasil korupsi di Pakistan dengan membeli perhiasan
seharga lebih dari 190.000 dolar AS di Swiss. Pengadilan tinggi Lahore di
Rawalpindi menjatuhkan vonis lima tahun penjara kepada Benazir dan Zardari atas
dakwaan menerima sogokan dari maskapai Swiss SGS yang disewa pemerintah
Pakistan untuk mencegah pengelakan pajak oleh eksportir di negeri itu. Pada
waktu itu Benazir sudah lebih dulu ke luar negeri sehingga suaminya yang sedang
menjalani hukuman penjara untuk kasus-kasus korupsi lain justru diperpanjang
hukuman penjaranya. Tidak ada satupun diantara 18 tuduhan korupsi terhadap
Zardari yang benar-benar terbukti di pengadilan. Meski begitu dia sempat
mendekam dalam penjara selama delapan tahun. Dia dibebaskan dari penjara pada
tahun 2004 dengan jaminan. Sesudah bebas dari oenjara, Zardari tetap mengelola
asetnya di Inggris.
Dalam
wawancara di televisi nasional Pakistan pada tahun 2005, Zardari mengatakan
bahwa militer telah menawarkan untuk membebaskannya dan mencabut semua tuduhan
terhadap dirinya bila ia setuju untuk meninggalkan dunia politik dan pergi dari
Pakistan namun Zardari menolak. Kemudian Musharraf menandatangani sebuah
amnesti dan mencabut segala tuduhan korupsi terhadap Benazir dan suaminya. Pada
tahun 2007 Benazir memutuskan untuk kembali ke Pakistan. Namun ketika Musharraf
pada tanggal 3 November 2007 menyatakan negara dalam keadaan darurat, Benazir
dikenakan tahanan rumah.
C.
Konflik
di Pakistan
Pakistan
adalah negara yang muncul diatas peta dunia pada 14 Agustus 1947. Negara ini
lahir dari aspirasi umat islam india untuk mendirikan pemerintahan yang
memungkinkan mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip dan ajaran islam.
Momentum ini tampak jelas dalam pernyataan Muhammad Ali jinnah, tokoh pendiri
pakistan, “kita tidak memperjuangkan berdirinya Pakistan hanya untuk
mendapatkan sebidang tanah, tetapi kita menginginkan suatu wilayah yang membuat
kita bisa menerapkan prinsip dan ajaran islam”.
Islam adalah agama minoritas di anak
benua india sehingga kurang mempunyai ruang gerak untuk membumikan dan
mengukuhkan eksistensinya. Islam dan Hindu ibarat dua arus sungai yang mengalir
dan bersumber dari muara yang berbeda. Walaupun pemeluknya telah hidup
berdampingan bersama selama berabad-abad, namun pandangan mereka tentang hidup
dan kehidupan merupakan batas pemisah yang tidak bisa dijembatani.
“Teori Dua Bangsa” adalah konsep
yang dirintis oleh Sayyed Ahmad Khan, seorang tokoh revivalis india. Teori ini
berdasarkan pada realitas sejarah bahwa umat islam dan hindu merupakan dua
bangsa dengan latar belakang budaya, peradaban, adat literatur, sejarah dan
agama yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut telah memicu konflik internal
antar pemeluk agama yang sama-sama berusaha untuk menancapkan hegemoni politik
di anak benua india.
Dengan bantuan dan dukungan inggris,
umat hindu berhasil menggeser dan menyingkirkan umat islam dari pos-pos penting
pemerintahan sehingga mereka kehilangan hak-hak politik serta kebebasan dalam
menjalankan perintah dan ajaran islam. Kondisi ini semakin memburuk akibat dari
sikap curiga pemerintah inggris dan india terhadap umat islam.
Urdu sebagai lingua franca umat islam india yang menggunakan transkrip arab
mulai terancam eksistensinya akibat upaya dari pemerintah india yang bermaksud
menjadikan hindi sebagai bahasa nasional india. Rasa nasionalisme Hindu-India
terus dihembuskan di kalangan muslim untuk melebur mereka menjadi satu bangsa
india. Keterpurukan umat islam dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan politik
semakin mengobarkan semangat mereka untuk memisahkan diri dari india serta
mendirikan negara yang melindungi identitas bangsa dan agama. Ini menunjukkan
bahwa Pakistan lahir dari sebuah komitmen ideologi yang berakar pada prinsip
islam.
Sebagai negara yang baru terbebas
dari dominasi Hindu-India, Pakistan harus melalui masa-masa sulit sejak awal
berdirinya. Jutaan muslim india mengalir ke pakistan. Dengan perbekalan yang
serba terbatas mereka meninggalkan tanah india untuk memulai kehidupan baru di
pakistan. Pemerintah india justru meresponnya dengan melakukan pengusiran
terhadap orang-orang muslim tersebut sebagai cara untuk menambah beban ekonomi
pakistan yang masih belum stabil. Sejarah tidak akan melupakan peristiwa tragis
yang menimpa para pengungsi muslim. Gerbong-gerbong kereta api yang mengangkut
mereka ke pakistan dicegat oleh tentara india di tengah jalan. Mereka dibantai
dan dibunuh secara biadab sehingga kereta api itu tiba di pakistan dengan
gerbong-gerbong yang dipenuhi banyak mayat.
Ketika Pakistan sedang berbenah
untuk mengukuhkan posisinya di kancah politik dunia, Ali Jinnah meninggal dunia
pada September 1948. Liaquat Ali Khan menggantikan posisi Ali Jinnah sebagai
perdana menteri pertama pakistan. Ali Khan adalah sosok berwibawa yang memiliki
dedikasi tinggi terhadap perjuangan bangsa. Dia diharapkan mampu membawa
pakistan menuju negara demokratis yang berlandaskan islam. Namun konspirasi di
kalangan elite politik waktu itu telah menyebabkan ia terbunuh pada 1951.
Pada tahun 1971 dunia menyaksikan
berdirinya sebuah negara baru bernama Bangladesh. Lahirnya Bangladesh tidak
lepas dari para intelijen dan militer india. Munculnya gerakan separatisme di
wilayah pakistan timur merupakan momentum emas bagi india untuk memecahkan
kesatuan dan integritas pakistan. Tentara india dalam jumlah besar masuk ke
wilayah pakistan timur (bangladesh) dan berhasil memukul mundur tentara
pakistan ingin memadamkan pemberontakan rakyat bengali. Kekalahan telak
pakistan di tangan india dan berdirinya bangladesh merupakan dua peristiwa
besar yang telah mencoreng sejarah nasional pakistan.
Sejak kemerdekaan pakistan pada
tahun 1947, konflik antar-etnik dan gerakan separatisme yang berlandaskan etnik
nasionalisme merupakan ancaman terbesar bagi integritasnya. Ada berbagai suku
di pakistan: Punjab (58 persen), Sindhi (13 persen), Phastun (12,5 persen),
Baluchi (4 persen), dan 4 persen Muhajir (orang-orang yang berimigrasi dari
india pada 1947, mereka tak terikat dengan suku namun termasuk kelompok yang
dominan dalam politik dan ekonomi). Masalah ini semakin menyulitkan pakistan
untuk tegak sebagai sebuah negara yang stabil. Pada tahun 1970-an, kerusuhan
politik yang dipicu oleh gerakan separatisme di Balochistan telah menyulut
perang saudara. Perdana menteri Zulfikar Ali Bhutto mengirim 80.000 personel
tentara untuk memadamkan pemberontakan. Dengan ini pemberontakkan berhasil di
tumpas. Kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah Pakistan merupakan ekspresi
dari ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah pusat yang mengancam posisi
Zulfikar Ali Bhutto sebagai pengendali pemerintah. Zulfikar berubah dar seorang
tokoh populis yang mendapat dukungan kuat dari rakyat bawah menjadi sosok
otoriter yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan Partai Rakyat Pakistan
daripada kepentingan nasional. Di tahun 1977, Pakistan Nasional Alliance (PNA),
koalisi partai-partai politik pakistan, muncul sebagai kekuatan baru yang
menentang kepemimpinan Zulfikar Ali Bhutto.
Kepala staf angkatan bersenjata
pakistan Jendral Zia-ul-Haq lantas melakukan kudeta dan mendeklarasikan
pemerintahan militer. Zia berhasil menggulingkan pemerintahan Zulfikar Ali
Bhutto pada juli 1977. Pemerintahan Zia merupakan masa paling suram dalam
sejarah demokrasi pakistan. Zia memegang tumpuk kekuasaan melalui cara yang
inkonstitusional dan tidak mendapatkan legitimasi hukum. Untuk memperkuat
posisinya, Zia mencanangkan program “islamisasi” sebagai cara untuk memperoleh
dukungan rakyat pakistan. Namun program ini justru memicu konflik antara Syi’ah
dan Sunni.
Kebijakan politik luar negeri
Pakistan yang diterapkan Zia menyangkut masalah Afghanistan mendapat dukungan
kuat dari AS. Bahkan Presiden Ronald Reagen dan CIA menginginkan agar Zia tetap
menjadi orang nomer satu di pakistan.
Peristiwa 11 September 2001
berdampak besar bagi Pakistan. Sebagai negara yang memiliki andil besar dalam
mempermulus jalan bagi Taliban menguasai kabul pada 1996, peristiwa 11
September telah mengubah total kebijakan politik luar negeri pakistan terhadap
Afghanistan. Status Pakistan sebagai negara yang berada di garis depan dalam
perang global melawan terorisme telah memberikan dampak positif bagi pemulihan
ekonomi yang sedang ambruk. Bagi Pakistan situasi ini terasa kembali ke era
1980-an dimana dana bantuan dari AS dan negara-negara Barat mengucur ke Pakistan
menyusul invansi Uni Soviet ke afghanistan. Namun juga membantu Zia-ul-Haq unuk
bertahan di puncak kekuasaan selama sebelas tahun.
Sejarah Pakistan padat dengan pasang
surut seteru sipil dan militer dalam memerintah. Walaupun rakyat berharap akan
kehidupan demokrasi dan pemerintahan sipil yang sehat, rekam jejak politik
pakistan kerap mengkhianati harapan itu. Kini sikap Presidan Musharraf yang
mendukung AS dalam perang global melawan terorisme memunculkan reaksi keras
dari partai-partai islam dipakistan. Berbagai demonstrasi massal terjadi di
kota-kota besar pakistan. Para pengunjuk rasa bahkan menyerukan jihad untuk
menggulingkan Musharraf. Dan pembunuhan atas Benazir Bhutto menjadi episode
paling aktual dari kekisruhan politik di pakistan.
a) Tragedi
Berdarah di Masjid Merah
Tanggal 3 juli karena rajin
menyuarakan penegakan islam dan pemberantasan tempat maksiat, maka masjid
merah, islamabad yang juga berfungsi sebagai madrasah itu diserbu aparat. Awal
tragedi dan ketegangan itu terjadi ketika sekelompok santri menyerang pos keamanan
pemerintah di dekat masjid. Pemerintah Musharraf lalu mengerahkan pasukan
pasukan khusus dan senjata berat untuk mengepung masjid tersebut. Maulana Abdul
Aziz, Adik dari Maulana Abdul Rasyid Ghazi( pemimpin masjid merah yang kerap
dituding pemerintah pakistan sebagai tokoh yang mengadopsi perjuangan taliban),
tertangkap dalam pengepungan itu. Setelah tertangkap Aziz menyerukan para
santri agar menyerah atau melarikan diri. Aziz juga menghimbau agar dilakukan
pendekatan dialogis terkait kondisi terbaru di komplek masjid itu. Ghazi
mengatakan bahwa pihaknya siap berdialog
jika aparat keamanan menghentikan seranngan dan pengepungan terhadap
mereka. Namun aparat tak meresponnya, dan terjadilah bentrokan hebat. Empat
hari pasca bentrokan, menurut pimpinan Masjid Merah, 70 santri meninggal dunia,
30 diantaranya adalah perempuan. Sebelum serbuan itu sebenarnya sempat terjadi
negosiasi antara pihak masjid merah dan pemerintah.Namun , pemerintah tidak
sabar dan memilih jalan pintas dengan menyerbu dengan pasukan militer. Pada 11
Juli 2007, Maulana Abdul Rasyid Ghazi akhirnya tewas di persembunyian bawah
tanah masjid merah tertembak pasukan komando Pakistan. Sejak peristiwa itu
Masjid Merah dicap sebagai tempat yang dijadikan basis penyebaran “paham
Taliban” oleh Pakistan. Sejak Genderang perang terhadap terorisme disuarakan
Amerika, pemerintah Pakistan yang ikut dalam gerbong perang terhadap terorisme
yang diusung AS mulai mengawasi madrasah – madrasah yang ada dinegaranya dan
berusaha menghapus dan merombak silabus pendidikan agama sesuai kemamuan
pemerintah. Hal ini yang memicu kelompok muslim yang anti AS melakukan
perlawanan. Dukungan Musharraf terhadap pendudukan AS di Afghanistan sangat
menguntungkan Pakistan. Pakistan juga tidak lagi diisolasi dunia internasional.
Jendral Musharraf menghadapi aksi perlawanan dari rakyatnya sendiri yang benci
AS. Di sebagian kalangan sipil dan bahkan militer Pakistan, Musharraf dituding
berkomplot dengan bush untuk membunuhi orang islam dan menggadaikan kedaulatan
negara Republik Islam Pakistan. Musharraf bahkan menghadapi risiko pembunuhan
oleh sisa – sisa Taliban dan jaringan Al-Qaeda yang kini bertebaran di wilayah
Pakistan. Banjir darah di Masjid Lal merupakan puncak perlawanan terhadap
kedekatan pemerintah Musharraf dengan pemerintah AS. Sejak keberpihakan itu
para khatib dan Imam di Masjid Lal hampir tidak pernah berhenti memojokkan
posisi penguasa militer Pakistan. Tragedi berdarah di masjid Lal merupakan
gambaran betapa pemerintahan Musharraf tidak disenangi lagi oleh rakyat
Pakistan. Sejak rezim Taliban dilengserkan pada 13 November 2001, banyak sisa –
sisa Taliban yang bersembunyi di sepanjang wilayah perbatasan pakistan dan
afganistan. Pakistan punya caraa tersendiri dalam memerangi terorisme, yaitu
dengan menghindari jatuhnya korban dari kalangan sipil. Gejala ekstrem kelompok
– kelompok garis keras itu, antara lain, menuntut pemberlakuan syariah islam
secara gamblang.Sebagai negara republik yang berlandaskan hukum islam, pakistan
harus mampu menerapkan syariah tanpa ragu, terutama di bidang pidana.
b)
Ledakan Bom di Karachi
Mantan
PM Pakistan Benazir Bhutto menginjakaan kakinya di Islamabad dengan penuh
keberanian setelah delapan tahun hidup di pengasingan karena dia yang tidak
kuat menghadapi tuduhan korupsi pada 1999. Dia tidak menghiraukan peringatan
polisi bahwa dia menjadi target pembunuhan oleh beberapa pihak, termasuk
Al-Qaeda dan Militan Taliban. Ratusan aparat keamanan bersenjata berjaga – jaga
di bandara saat perdana menteri itu tiba. Gegap gempita menyambut kedatangan
Benazir Butho lantas berubah menjadi tragedi yang memilukan.Serangan bom bunuh
diri terjadi di dekat dekat kendaraan dan menewaskan para pendukung yang
mengelu – elukaannya. Awalnya sebuah ledakan kecil terdenngar dan satu mobil
karavan langsung berhenti. Pada saat orang – orang berkumpul, ada ledakan yang
lebih keras lagi.Tiba – tiba muncul ledakan yang memekakan telinga dan ada bola
api besar. Efek dari letusan sangat hebat karena pelaku membawa benda – benda
keras seperti paku dan bola besi, yang membuat efek ledakan berlipat ganda.
Mayat bergeletakan dimana – mana dan orang – orang cidera berteriak minta
tolong. Ledakan itu juga menghantam dua kendaraan polisi yang mengawal truk
yang membawa Benazir,Truk itulah yang menjadi sasaran. Tetapi Benazir selamat
tanpa cidera sedikitpun, karena truk yang membawa Benazir adalah truk ant
peluru. Benazir memang lolos dari maut tanpa cidera, namun sedikitnya 136 orang
tewas dan 290 luka – luka. Esok harinya para pendukung Benazir Butho yang marah
atas pengeboman tersebutlantas membakar ban serta melemparkan batu ke arah
polisi di beberapa titik kota. Pengeboman di Karachi adalah serangan kedua yang
paling mematikan sepanjang tahun 2007. Belum ada pihak yang mengaku sebagai
pelaku serangan. Polisi menduga serangan tersebut terkait dengan kelompok
militan di perbatasan Afghanistan. PM Australia Jhon Howard menuding Al-Qaeda
sebagai pelaku tragedi bom Karach. Sementara pemerintah AS yang menganggap
Pakistan sebagai sekutu berharga dalam “perang melawan teror” mengatakan bahwa
ledakan itu ditujukan untuk mencekik kemerdekaan di Pakistan. Dan masih banyak
keprihatinan dan pendapat seperti Sekretaris Jendral PBB Ban Ki – moon,
Presiden Prancis Nikolas Sarkozy, Uni Eropa,dan Menteri Luar Negeri Inggris
David Miliband. Beberapa hari kemudian benazir menyatakan pendapatnya tentang
tragedi tersebut, Menurutnya “mereka mungkin berusha membunuh saya. Saya telah
menyiapkan diri dan orang – orang tercinta dari segala kemungkinan. Saya tahu
siapa yang ingin membunuh saya. Adalah orang – orang terkemuka dari bekas rezim
jenderal Zia yang sekarang ini berada di balik ekstrimisme dan fanatisme itu.
Setelah Bom di Karachi, pertemuan sekitar 2.000 pengacara di Pengadilan Tinggi
di kota Lahora pun diserang aparat keamanan. Musharraf lalu bergerak cepat
mengendalikan media. Polisi menggrebek dan menyegel sebuah media cetak milik
kelompok media cetak terbesar di Pakistan. Siaran berita independen juga
diblokade dan transmisi domestik BBC dan CNN tidak ditayangkan. Penangkapan
juga terjadi di Provinsi Sindh dan Provinsi Baluchistan. Musharraf, yang
menjanjikan demokrasi ketika mengambil alih kekuasaan di 1999 melaui kudeta
akhirnya menangguhkan konstitusi pada 3 November 2007 menjelang Mahkamh Agung
memutuskan legal tidaknya pemilihan kembali dirinya sebagai presiden. Dia
memecat hakim indepebden, mengendalikan media dan mengizinkan kewenangan untuk
melakukan penggledahan guna menumpas para penentangnya. Sebagian besar melihat
ini sebagai upaya terakhir untuk tetap berkuasa.
D.
Pembunuhan
Benazir Bhutto
Rentetan
peristiwa terus terjadi sebelum terbunuhnya benazir Bhutto, hingga pada tanggal
27 Desember 2007 Benazir Bhutto terbunuh.Ketika Benazir Bhutto mengikuti suatu
rapat umum kapanye pemilihan di Rawalpindi. Pada saat ia akan menumpang mobil
meninggalkan ruang rapat setelah menyampaikan pidato, seorang laki-laki
bersenjata tiba-tiba melepaskan tembakan dan mengenai bagian leher dan dadanya.
Penyerang kemudian meledakkan bom pada dirinya. Benazir Bhutto segera dilarikan
ke rumah sakit, tapi tidak berhasil diselamatkan dan meninggal pada pukul 18:16
waktu setempat. Selain itu terdapat sekitar 30 orang tewas dalam peristiwa
serangan itu. Seorang saksi mata mengatakan : "Ketika Benazir Bhutto
melangkah keluar dari pintu ruang rapat, situasi di luar menjadi kacau,
terdengar beberapa kali tembakan dan sekali peledakan, suasana sangat kacau,
banyak orang cedera dalam peledakan, mobil Benazir Bhutto juga rusak
berat."Setelah terjadinya peristiwa itu, Presiden Pakistan Pervez Musharaf
menyatakan kecaman keras. Dikatakannya,"Hari ini di Kota Rawalpindi,
Nyonya Benazir Bhutto dibunuh oleh kaum teroris yang biadab. Saya sulit
menguraikan betapa malangnya peristiwa ini bagi Pakistan. Dengan kesempatan
ini, saya menyatakan rasa sedih dan dukacita kepada keluarga Nyonya Benazir
Bhutto. Saya juga menyatakan rasa simpati kepada mereka yang tak berdosa yang
terbunuh dan serangan ini serta keluarga mereka."Musharaf mengumumkan
seluruh negeri berkabung selama tiga hari untuk Benazir Bhutto. Ia meminta pula
agar rakyat Pakistan tetap tenang dan menahan
diri. Sementara itu, ia menegaskan kembali tekad pemerintah Pakistan
untuk memerangi kekuatan teroris dan ekstrimis. Masyarakat internasional
mengecam keras peristiwa serangan itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri
Tiongkok Qin Gang menyatakan, Tiongkok mengecam keras peristiwa teroris itu dan
merasa terkejut atas terbunuhnya Benazir Bhutto. Dinyatakan pula rasa simpati
kepada keluarga Benazir Bhutto dan para korban lainnya. Sekretaris Jendral PBB
Ban Ki-moon dalam pernyataannya mengatakan, peristiwa itu dilakukan untuk
merusak kestabilan dan proses demokrasi di Pakistan. Mereka yang bertanggung
jawab harus dijerat oleh hukum. Dikatakannya,"Saya dengan keras mengimbau
masyarakat di Pakistan supaya menahan diri secara maksimal pada saat yang sulit
ini demi menjaga persatuan dan perdamaian negara."
Pembunuhan
terhadap Benazir memang memunculkan spekulasi tentang siapa yang berada di
balik aksi keji tersebut. Banyak kekuatan yang mungkin berada di belakang
pembunuhan itu. Dua bulan sebelum kematiannya, wartawan CNN menerima surat
elektronik dari Benazir yang dikirim melalui Mark Siegel. Dalam surat itu, ia
berpesan, “Kalau saya terbunuh, Presiden Pakistan Pervez Musharaf adalah orang
yang paling disalahkan …” Selain itu sebelum terbunuh, Benazir juga pernah
menuding beberapa pihak berada di belakang upaya pembunuhan terhadap dirinya,
termasuk agen-agen intelijen pemerintah, kelompok militan pro Al-Qaeda, dan
kelompok pendukung Zia-ul-Haq. Sementara setelah peristiwa tewasnya Benazir,
pemerintahan Musharraf langsung menuding kelompok Al-Qaeda sebagai pelakunya.
Suami Benazir, Asif Ali Zardani menuduh ISI (dinas intelijen Pakistan) terlibat
dalam serangan yang menewaskan istrinya itu. Banyak kalangan di Pakistan yang
sependapat dengan Zardari. Benazir memang punya banyak musuh di negerinya.
Namun, sambutan luar biasa pada saat kepulangannya membuktikan dia masih tetap
dipuja sebagai pemimpin kendati telah delapan tahun di pengasingan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Benazir Bhutto (kelahiran Karachi,
Pakistan, 21 Juni 1953) merupakan wanita pertama yang memimpin sebuah negara
Muslim di masa pasca kolonial. Bulan Juni 1973, Benazir lulus dari Harvard
dengan gelar dalam ilmu politik. Ia juga terpilih sebagai anggota Phi Beta
Kappa. Pakistan
adalah negara yang muncul diatas peta dunia pada 14 Agustus 1947. Negara ini
lahir dari aspirasi umat islam india untuk mendirikan pemerintahan yang
memungkinkan mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip dan ajaran islam.
Momentum ini tampak jelas dalam pernyataan Muhammad Ali jinnah, tokoh pendiri
pakistan, “kita tidak memperjuangkan berdirinya Pakistan hanya untuk
mendapatkan sebidang tanah, tetapi kita menginginkan suatu wilayah yang membuat
kita bisa menerapkan prinsip dan ajaran islam”.
Rentetan
peristiwa terus terjadi sebelum terbunuhnya benazir Bhutto, hingga pada tanggal
27 Desember 2007 Benazir Bhutto terbunuh.Ketika Benazir Bhutto mengikuti suatu
rapat umum kapanye pemilihan di Rawalpindi. Pada saat ia akan menumpang mobil
meninggalkan ruang rapat setelah menyampaikan pidato, seorang laki-laki
bersenjata tiba-tiba melepaskan tembakan dan mengenai bagian leher dan dadanya.
Penyerang kemudian meledakkan bom pada dirinya. Benazir Bhutto segera dilarikan
ke rumah sakit, tapi tidak berhasil diselamatkan dan meninggal pada pukul 18:16
waktu setempat.
B. Saran
Sebagai seorang
mahasiswa pendidikan sejarah, sudah selayaknya kita dapat memahami peran para
tokoh dunia yang ingin berusaha menggerakkan dan membangun negaranya. Selain
itu perlu kita pahami pula bagaimana adanya kudeta-kudeta dalam pemerintahan
suatu negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,
Zaenal. 2008. Tragedi Benazir Bhutto.
Yogyakarta : Penerbit Narasi
(diunduh pada tanggal
08 Mei 2013)
(diunduh pada tanggal 08 Mei 2013)
LAMPIRAN
![]() |
Benazir
Bhutto
Ledakan Bom
Pemakaman
Benazir Bhutto

Tidak ada komentar:
Posting Komentar