1.
Bermodal
Jual Motor,
Kini Zakiyah Cetak Omzet Puluhan Juta
Awalnya, Zakiyah Fitri dan orangtuanya hanya berprofesi
sebagai tukang jahit. Namun, ia akhirnya memberanikan diri membuka usaha baju
muslimnya sendiri. Dengan modal awal sebesar satu buah motor, ia kini berhasil
meraih omzet hingga Rp 50 juta per bulan. "Sudah 10 tahun usaha. Awal baju
muslim anak," sebut Zakiyah kepada Kompas.com, di sela-sela pameran
kerajinan, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia bercerita, sebelumnya, dia dan
orangtua mempunyai usaha jasa terima jahitan baju. Jahitan yang diterima
misalnya baju seragam. Setelah itu, ia pun termotivasi untuk membuka usaha
sendiri. Zakiyah punya niatan untuk menggeluti usaha baju muslim. Tetapi, ia
mengawalinya untuk segmen anak-anak. Ibu dari tiga anak ini mengaku menemui
kesulitan ketika memulai usaha yang dinamakannya Alifah Collection.
Kesulitannya adalah permodalan. "Modal awal saya jual motor," sambung
dia. Hasil penjualan motor itu lantas ia belikan dua buah mesin jahit. Kedua
mesin itu dibelinya dengan harga sekitar Rp 1,4 juta. Setelah sekian lama
membuat baju muslim anak, ia pun tertantang membuat baju untuk orang dewasa.
Alasannya, kurang variatif kalau hanya menyasar anak-anak. "Enggak pede,"
kata dia. Kesulitan kembali ditemuinya. Modal yang dibutuhkan tentu kian besar
seiring dengan usaha yang semakin berkembang. Ia butuh mesin dan tenaga kerja
yang lebih banyak. "Modal awal enggak banyak, cuma untuk merintis bisa
jadi besar itu susah," sambung Zakiyah. Untuk bisa menggarap kedua segmen,
ia menambah tenaga kerjanya. Sekarang ada sekitar 25 tenaga kerja yang
direkrut. Sebanyak 15 orang penjahit bekerja di depan rumahnya sebagai tempat
produksi. Dan, ia juga merekrut tenaga kerja lepas sebanyak 10 orang. Tenaga
kerja ini menjahit di rumahnya masing-masing. Selain tenaga kerja, ia pun butuh
mesin tambahan. Dari informasi seorang teman, Zakiyah mendaftar untuk menjadi
mitra binaan Perusahaan Gas Negara di Surabaya. Setelah melalui proses yang
cukup selektif, ia pun tercantum sebagai mitra binaan sejak tahun 2006.
"Dari teman, waktu itu ikut forum pengusaha pemuda produktif,"
ujarnya. Bergabung sebagai mitra binaan, ia pun mendapatkan sejumlah
keuntungan. Mulai dari pelatihan tentang manajemen hingga diikutsertakan dalam
sejumlah pameran di Jakarta-Bandung. Selain dua hal itu, ia yang merupakan
sarjana ekonomi pembangunan pun mendapatkan hibah peralatan dari PGN, yakni
tiga set mesin dan bahan seharga Rp 20-Rp 25 juta. Peralatan
itu digunakannya untuk membuat baju dari bahan kaus. Dengan peralatan dan
tenaga kerja yang ada, ia bisa menghasilkan 700 potong baju baik dewasa dan
anak per bulannya. Ia memasang harga baju buatannya, paling mahal Rp 200.000.
Produk jilbab merupakan barang termurah dengan harga Rp 40.000. Penjualan
dilakukannya melalui toko-toko baju, pameran, ataupun pemesanan melalui
telepon. Sistem pembayarannya adalah konsinyasi. "Ada yang sistemnya bayar
mundur 2-3 bulan. Terima barang bayarnya mundur, yang enggak laku tetap dibeli,
tapi dibayar mundur," ucapnya. "Omzetnya bisa Rp 50 juta per
bulan," tambah Zakiyah. Persaingan tentu ada, bahkan cukup sengit. Tetapi,
ia menyiasati itu dengan berusaha membina hubungan baik dengan pelanggan.
Zakiyah juga berinovasi dengan model-model baju terbaru. Ke depan, ia pun
berniat merambah pasar negara tetangga, seperti Malaysia. "Kepengin ke
Malaysia, tapi jembatannya enggak ada," pungkasnya.
(Penulis : Ester
Meryana | Senin, 4 Juni 2012 | 09:16
WIB) KOMPAS.com
2.
Tas
Buatan Rico Serbu Ratusan Toko di Eropa
Merintis
sebuah usaha dan menjadikannya sukses tak bisa hanya mengandalkan pendidikan
yang dimiliki saja. Perlu pembelajaran yang terus menerus. Perlu juga
kerendahan hati dan tidak cepat berpuas diri. Kira-kira itulah yang dilakukan
seorang Rico Yudhiasmoro dalam menekuni bisnis produk kulitnya M Joint. Pria
yang mengenyam pendidikan tinggi di jurusan ekonomi dan advertising Universitas
Gajah Mada ini, mengaku memulai bisnis pada awal Juni 1997. "Ada seorang
pengrajin yang bergabung sama kita. Kan kita lihat di Yogyakarta itu kota
budaya, kota pelajar, sumber bahan baku kulit juga banyak," sebut Rico
kepada Kompas.com, di Jakarta,
akhir pekan lalu. Ia yang mengaku tidak bisa desain ini pun belajar banyak dari
pengrajin tersebut. Semua bentuk barang ia pelajari cara pembuatannya, mulai
dompet, sarung tangan, hingga jaket. Dan, bahan baku produk pun tidak hanya
kulit. Mereka menerima juga pesanan produk dari bahan non-kulit.
"Waktu itu kan masih belajar, apa saja yang masuk order-nya ya
diterima," sebutnya. Beberapa
tahun bersama, Rico dan pengrajin tersebut pun berpisah dengan alasan perbedaan
visi. Apalagi, kata Rico, tuntutan kualitas produk dari konsumen kian tinggi.
Sementara, menurut dia, pengrajin kurang memperhatikan kualitas. Usaha Rico
akhirnya fokus kepada produk-produk dari kulit. Bahan baku produk Rico
hampir semua dari dalam negeri. Ia tidak menggunakan cat supaya terkesan
natural. Kulitnya juga ramah lingkungan. "Istilahnya vegetable
tanned," ucapnya. Terkait modal,
ia mengaku tak pernah merasa kesulitan. Kuncinya adalah kredibilitas. Ketika
itu dipunyai, bantuan seperti pinjaman dana ataupun bahan baku mengucur.
"Tunjukin kredibilitas dulu, prestasi kita apa. Adalah yang nawarin modal.
Nggak kesulitanlah. Bisa diusahakan lebih mudah ketimbang teknis," tegas
Rico. "Modal bisa pinjam dari keluarga dan teman tapi harus tanggung
jawab," lanjutnya. Hal yang menjadi kendala
justru sumber daya manusianya. Tidak ada sekolah atau pelatihan khusus untuk
membuat tas. Ia lantas harus mengadakan pelatihan sendiri bagi karyawannya.
Spesialisasi dalam bekerja ia bentuk. "Kita bikin spesialisasi, ada yang
ngelem, yang jahit. Di tempat kita tidak satu orang buat dari awal sampai
akhir," paparnya. Tadinya, ia hanya punya lima karyawan termasuk dirinya
dan lokasi produksinya dilakukan di garasi rumah orang tuanya. Sekarang, usaha
M Joint telah memiliki sekitar 100 karyawan dan lokasi produksi pun bergeser ke
belakang rumah supaya bisa menampung karyawannya. Utamanya
sekarang ini, Rico membuat tas dan dompet kulit. Ini lantaran keduanya sudah
ada dari zaman dahulu kala. Ia berusaha membuat produk kulitnya tersebut
berkualitas baik. Dengan begitu, produknya pasti dicari konsumen. "Ya
kayak kuliner enak walau
tempatnya terpencil, orang pun datang sekalipun terpelosok," kata dia. Alhasil,
pemasaran produk kulitnya ini berlangsung dari mulut ke mulut. Atau, bisa dari
relasi bisnis dan pameran yang diikutinya. Dari pameran itulah, usaha Rico
berhasil mendapatkan buyer. Salah satu pameran yang pernah diikutinya yakni
di Frankfurt, Jerman, pada tahun 2007. Ia dibawa oleh Badan Pengembangan Ekspor
Nasional. "Promosi itu penting nggak pentingnya ya lihat kemampuan kita
kalau belum layak kenapa promosi itu sama dengan mempermalukan diri
sendiri," sambung dia. Rico menyebutkan, produksi tasnya bisa mencapai
2.500-3.000 buah setiap bulan. Tapi jumlah itu tergantung desain. Bila rumit
otomatis lebih sedikit. Sebagian besar, yakni sekitar 90 persen produk kulitnya
berupa tas. Sisanya berupa dompet. Sebagian besar produknya menyasar pasar
internasional. Tahun 1998, produk Rico sudah masuk ke pasar Jepang meski
kuantitasnya tidak banyak. Pengiriman ke Jepang pun tidak berlanjut lagi karena
produknya kalah bersaing dengan produk buatan China. Sekarang ini, tas dan
dompet kulitnya pun menyasar Eropa dan Australia. 80 persen dari total produksi
ia lepas ke Eropa ,15 persen ke Australia dan sisanya baru untuk pasar dalam
negeri. Produk Rico yang di Eropa sudah mengisi etalase 450 toko, dijual sesuai
dengan merek setempat. Adapun untuk penjualan di pasar lokal, Rico hanya
memasarkan melalui pameran atau penjualan di rumahnya. "Kalau mau barang
saya ya cari di Eropa, Australia, atau ke rumah, atau di pameran gini,"
katanya. Sekarang ini, ia
berusaha mempertahankan pasar di kedua negara itu. Itu saja ia merasa kewalahan
mengerjakan jumlah produksi yang terbilang besar. Sampai-sampai, Rico harus
lembur hingga malam. Kondisi yang demikian membuat upaya membuat merek sendiri
pun agak terhambat. Ia sedang berusaha mempatenkan merek pribadi yang sudah
disiapkannya. Belum lagi ia harus siap memproduksi dalam jumlah yang lebih
besar untuk mengisi pasar Tanah Air. Mengenai omzet, pria yang telah
berkeluarga ini tidak bersedia memberikan detil angkanya. Ia beralasan usahanya
masih kecil dibandingkan bisnis kulit lainnya. Namun, ia mengisyaratkan,
penjualan produknya bisa mencapai miliaran rupiah dalam setahun. Ini dihitung
dari harga produk yang lumayan. Untuk dompet, ia memasang harga antara Rp
50.000-Rp 150.000 per buah, sementara tas dengan kisaran Rp 300.000-Rp 600.000
untuk harga grosir. "Naik terus omzet. Dari 3 tahun terakhir naik 15
persen. Tapi kan juga keuntungan belum tentu naik karena euro bisa turun dan
biaya dalam negeri bisa naik," sebutnya. Ke depan, Rico berupaya menyasar
pasar Timur Tengah, seperti Dubai. "Dubai sudah ada order dari buyer di
Belanda. Tapi, barang dikirim langsung," pungkas dia. Ester Meryana | Selasa, 22 Mei 2012 |
09:02 WIB (KOMPAS.com)
3.
Kenny
dan Kevin, Kecil-kecil Sudah Berbisnis
Inspirasi
membuka usaha bisa dari mana saja. Peluang itu ditangkap Kenny Kurniawan (14)
dan Kevin (14), yang mengawali bisnis patungan membuat keripik siput (bekicot).
Ide ini ia dapat ketika mengikuti kegiatan di sekolahnya, SMP Anugerah Pekerti,
Surabaya. Kala itu, guru mata pelajaran Etika Lingkungan, Bangun Pratomo,
meminta Kenny dan Kevin untuk mencari tahu soal siput. Ketika tugas kelar,
Bangun membuka pikiran Kenny dan Kevin bahwa binatang siput memiliki khasiat
yang sangat tinggi dan baik untuk kesehatan. Masukan gurunya semakin membuat
rasa ingin tahu Kenny dan Kevin semakin besar soal manfaat siput. Keduanya
memutuskan mencari manfaat lain dari siput di dunia maya. Setelah mendapat
pengetahuan yang cukup, mereka yakin usaha siput cukup menjanjikan. "Kita
berpikir, olahan siput belum banyak orang lakukan. Akhirnya kita memutuskan
bisnis olahan siput yang sangat menguntungkan. Apalagi dari segi pesaing
sedikit sekali," ujar Kenny Kurniawan, manajer produksi Sipoet Zoen,
kepada Tribun, di FX Senayan, Jumat (7/9/2012). Usaha bersama yang
dirintis Kenny dan Kevin dimulai pertengahan 2011. Sebelum memutuskan untuk
menjadikan keripik berbahan baku siput, muncul diskusi di antara mereka.
Setelah pikir-pikir, mereka memutuskan siput dibuat keripik sekaligus cemilan
menyehatkan. Dengan sabar, mereka berbagi tugas. Kevin dalam usaha ini bertugas
sebagai juru masak. Ia mengaku suka sekali memasak karena besar di lingkungan
keluarga yang dominan kaum hawa. Di lingkungan ini, Kevin ikut-ikutan belajar
masak. Kemampuannya memasak menjadi modal Kevin. Mengawali proses usaha ini
bagi Kevin dan Kenny cukup mengasyikkan. Mereka sampai harus mencari tahu di
mana mendapatkan bahan baku siput, cara mengolah, sampai memberikan cita rasa
untuk siput. Karena tak mungkin mencari sendiri bahan baku siput, keduanya
memutuskan untuk membeli siput yang dioven setengah matang. "Untuk
mengolah siput jadi keripik, harus dikeringkan. Kita memutuskan membeli siput
yang setengah matang dioven. Lalu kita goreng sendiri dan langsung dikasih
bumbu. Urusan masak memasak langsung saya yang menanganinya. Kalau Kenny pegang
marketing," terang Kevin. Keripik
siput pertama olahan Kevin dibuat tanpa bumbu dan masih mempertahankan rasa
orisinal. Keduanya memulai pemasaran dengan membawa keripik rasa orisinal ke
sekolah. Mereka berdua meminta teman-teman dan guru untuk merasakan keripiki
siput rasa orisinal. Hasilnya, kebanyakan yang merasakan keripik siput orisinal
produksi Kevin dan Kenny belum menerima. Keduanya tak putus asa. Justru dari
teman-temannya di sekolah, mereka mendapatkan masukan. Tak sedikit dari
teman-teman sekolahnya yang mengusulkan diberi bumbu keju biar ada rasanya.
Seusai sekolah, Kevin dan Kenny memutar otak. Mereka sepakat olahan keripik
siput harus diberi bumbu. Ide menaburkan bumbu keju masukan dari teman-teman di
sekolah ditampik Kevin. Menurutnya, siput sudah memiliki cita rasa tersendiri.
Tapi, bumbu rasa keju tidak pas untuk siput. Kenny langsung mengeluarkan ide,
bagaimana jika siput diberi bumbu pedas. Ide ini lalu diterapkan Kevin dan hasilnya
diterima banyak orang. Apalagi, teman-teman di sekolahnya suka dengan yang
pedas-pedas. Muncullah ide untuk menamakan keripik siput pedas dengan keripik
siput balado. Setelah keripik siput balado banyak peminatnya, sebagai juru
masak, Kevin melakukan eksperimen dengan mengolah keripik siputnya dengan rasa barbeque
dan rasa lada hitam. Kevin dan Kenny puas setelah keripik mereka ternyata
digemari adik kelasnya dan menjadi cemilan paling dicari di sekolahnya. Usaha
Kevin dan Kenny yang usahanya bermodalkan awal Rp 1,5 juta menjadi tak sia-sia.
Ketika ada ajang Kidpreneur Award 2012 yang digagas Berani Magz dengan sponsor
Permata Bank, keduanya lolos sebagai satu dari 10 tim finalis dari peserta di
seluruh Indonesia sebanyak 250 tim. Kegembiraan mereka makin lengkap setelah
dewan juri memutuskan tim Keripik Siput sebagai juara kedua dan mendapat uang
tunai Rp 10 juta. Bukan itu saja, tim Keripik Siput juga menjadi juara favorit
versi Facebook dengan memperoleh hasil polling tertinggi. Untuk juara
favorit, mereka mendapat Rp 1 juta. Menurut panitia, penilaian mereka untuk
gelar ini ditentukan dari berapa banyak orang yang mengklik tombol
"Like" di foto para finalis. Hingga polling ditutup, sebanyak
1.415 orang telah memilih tim Kripik Siput ini. "Waktu itu kita berpikir
juaranya cuma sekali, juara favorit," ungkap Kevin. Salah satu nilai lebih
tim ini, menurut salah satu dewan juri, adalah kemampuan mereka memaparkan
produknya di depan khalayak umum. Mereka terlihat komunikatif dan luwes
memasarkan produknya. Ditambah, mereka terlihat percaya diri tanpa canggung
sedikit pun. Selama
menjalani usaha keripik siput, Kevin dan Kenny mengaku tidak kesulitan untuk
pemasarannya. Mereka berdua menerapkan strategi lips marketing,
pemasaran dari mulut ke mulut. Hasilnya luar biasa. Keripik yang mereka
titipkan di kantin sekolah banyak digemari teman-teman. Menurut Kenny, modal
pertama sebesar Rp 1,5 juta sudah kembali. Modal itu awalnya dipinjam dari
orangtua Kevin dan Kenny. Masing-masing patungan Rp 750.000. Untuk mengirit
ongkos produksi, pertama kali mereka masih menggunakan kompor dan penggorengan
milik orangtua mereka. "Tapi sekarang modal yang kita pinjam sudah kita
kembalikan kepada orangtua kita. Karena maju, kita juga sudah memiliki sendiri
peralatan produksi, seperti kompor, penggorengan, sampai untuk packing produk,"
terang Kenny sambil menambahkan bahwa usaha patungan ini mendapat dukungan
keluarga. Lewat usahanya, Kevin dan Kenny sudah membangun harapan bahwa produk
keripik siputnya kelak dapat diekspor. Modal untuk itu terbuka setelah keduanya
mendapat pengalaman berharga kala karantina di ajang Kidpreneur Award 2012.
"Kan kita sudah dapat masukan dari kakak-kakak pengusaha," terang
Kenny. Presiden Direktur Berani Magz, H Witdarmono, menilai anak-anak yang menjadi
finalis Kidpreneur Award 2012 sudah mengenal uang, tetapi tidak untuk menjadi
materialistis. Pelajaran terpenting yang bisa diambil bahwa mereka tahu
perencanaan untuk berwiraswasta. "Mereka berani mengambil risiko dan
mereka ingin menjadi besar sekaligus berjiwa sosial," ungkapnya.
Selasa, 11 September 2012 |
09:09 WIB KOMPAS.com
Kisah
Pengusaha Sukses (Ical)
Buruh Yang Jadi Pengusaha
Kapal http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/08/success-story-buruh-yang-jadi-pengusaha-kapal/
BISNIS/Paulus Tandi Bone
Bupati
Sidrap, H. Rusdi Masseonline
casino
MAKASSAR: Perantau asal Sidrap,
Sulawesi Selatan H. Rusdi Masse yang merintis karirnya sebagai buruh dan
sopir truk ternyata berhasil menjadi pengusaha kapal.
Hal
ini disampaikan Rusdi Masse saat ditunjuk sebagai tokoh Succes Story dalam
Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XIII yang digelar di Menara Bosowa
Makassar, Minggu (26/8).
“Hanya
bermodalkan uang Rp75.000 saya pergi kerja di Jakarta. Naik kapal dengan baju
3 lembar. Orang yang pertama melihat saya di Jakarta itu pak Sadikin Aksa.
Waktu itu saya bekerja sebagai tukang susun mobil,” ucap dia.
Ketika
itu Kalla Lines percayakan perusahaan Bosowa untuk mengangkut kendaraan, dia
mengaku hanya gaji yang diterima hanya Rp100 ribu dengan intensif Rp1.000 per
unit kendaraan. “Pengiriman pertama saya ingat keuntungan 92 unit mobil
mencapai Rp45 juta pada tahun 1997. Sampai hari ini kita masih tetap kerja di
unit bosowa,” ucap dia
Dia
menceritakan Indonesia ini adalah negara kepulauan. Pemakai kendaraan
terbanyak di seluruh dunia terutama sepeda motor. “Kondisi ini yang akhirnya
mendorong saya mengambil keputusan untuk membeli kapal. Utamanya kapal yang
khusus mengangkut sepeda motor,” urai dia.
Dia
mengaku sempat meminta bantuan pinjaman ke Sadikin Aksa untuk pengadaan
kapal. “Saya di referensikan ambil modal di Bank Kesawan. Akhirnya saya beli
kapal dan masukkan ke Makassar. Setelah PT. IKI (industri kapal) Makassar
mengerjakan pesanan kapal yang saya inginkan,” ucap dia
Akhirnya
pesanan kapal miliknya selesai dan di berangkatkan ke Jakarta. “Saya undang
dealer motor untuk persentasi konsep pengiriman kapal ke mereka. Dua hari
setelah persentasi kapal datang dan saya yakin mereka akan memesan langsung,”
kata dia.
Bahkan,
lanjutnya beberapa dealer motor di Jakarta berebut untuk menggunakan kapal angkutan
kendaraan itu. “Jadi saya minta tambahan ke Bank Kesawan untuk beli kapal
lagi. Akhirnya saya sudah memiliki 20 unit kapal sekarang,” sebut dia.
Keyakinan
yang melekat dalam diri Rusdi Masse pada saat itu adalah keberanian dan mampu
memegang kepercayaan. “Selain keberanian, hal yang paling saya jaga saat itu
adalah kepercayaan,” ujarnya.
Berkat
dorongan pak Erwin Aksa dan Sadikin, hingga hari ini saya tetap bergelut di
bisnis pelayaran, dengan memegang komitmen agar pelayanan yang terbaik.
“Saya
banyak belajar dari pak Sadikin Aksa. Dia tetap bos saya sampai sekarang.
Karena saya di Sidrap, Pak Sadikin aktif terus mengontrol usaha saya di
Jakarta. Sampai soal pajak dan audit sadikin saya banyak belajar dari dia,”
ungkapnya.
Setelah
menjadi pengusaha kapal angkutan melalui perusahaan PT. Bayumas Jasa Mandiri
(BJM) Jakarta, dia mencoba untuk terjun ke politik dengan mencalonkan diri
sebagai Bupati Sidrap.
“Yang
paling tidak bisa dilupakan, waktu mau maju di pilkada, saya harus minta ijin
dengan pak Sadikin dan Erwin Aksa. Takutnya mereka tidak setuju dan akan
berpengaruh dengan usaha saya,” ungkap dia.
Ternyata
dukungan kedua tokoh ini telah mendorong karir dirinya menjadi orang nomor
satu di Kabupaten Sidrap, Sulsel. “Saya tidak sangka, seorang bruruh dan
supir truck seperti saya bisa jadi bupati dalam kurun waktu 10 tahun. Patut
saya syukuri,” ujar Rusdi di hadapan ratusan peserta PSBM XIII di Menara
Bosowa Makassar. (k15)online casino
|
Kamis, 09 Juni 2011
succes story "Bob Sadino"
Pengusaha
asal Indonesia yang kerap dipanggil om Bob ini terkenal sukses berbisnis di
bidang pangan dan peternakan, Bob adalah bos dari jaringan usaha Kemfood dan
Kemchick. Meski ia sering terlihat mengenakan kemeja lengan pendek dan celana
pendek yang sudah dikenal menjadi ciri khas seorang Bob Sadino. siapa sangka
hidupnya benar-benar rock and roll, nyaris tanpa rencana.om Bob pernah jadi
supir taksi, lalu kuli bangunan, sebelum akhirnya jualan telur ayam, ayam
broiler, dan sayuran, lalu punya Kemchick sebagai
supermarket, dan Kemfood untuk industri daging
olah. Total anak-anaknya (begitu Bob Sadino memberi istilah kepada karyawannya)
ada 1600 orang. Ia, bahkan mengaku tidak punya tips atas apa yang orang kira
sukses atas dirinya.
Om Bob terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan diwarisi harta kekayaan oleh orang tua-nya saat berumur 19 tahun karena Om Bob adalah anak bungsu dan dilihat kakak-kakanya sudah dianggap mapan, kemudian Om Bob-pun pergi berkeliling dunia dan tinggal di Amsterdam-Belanda selama 9 tahun dan bertemu dengan pendamping hidupnya, setelah itu Om Bob-pun bertekad untuk kembali ke Indonesia bersama istrinya dan membawa 2 mercedes buatan tahun 1960 miliknya, yang satu dijual untuk membeli tanah didaerah kemang dan yang satunya dipakai untuk menarik (taksi) dan Om Bob juga yang mneyetir. tetapi dimana saat mobilnya rusak dan tidak mempunyai biaya untuk memperbaikinya, kemudian Om Bob-pun menjadi kuli bangunan, saat dirinya mengalami keputus asaan dalam pekerjaanya ada seorang teman yang meyarankan agar Om Bob memelihara ayam negri, Om Bob-pun tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Di Indonesia saat itu, ayam kampung masih mendominasi pasar.
Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bagaikan seorang salesman biasa, Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga telur ayam negeri tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Berkat kerja keras Bob, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Tidak berhenti sampai disana, Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
=> Saya mengambil succes story dari Om Bob karena saya tertarik dengan cara Ia berbisnis, pemikiranya-pun sangat mudah diterima dan diikuti, Om Bob mempunyai semangat yang begitu luar biasa dalam usahanya, saya teringet akan pesannya bahwa jika ingin menjadi pengusaha sukses harus memiliki tekad yang kuat dan niat yang kuat pula, agar kita bisa fokus pada bisnis yang akan kita jalankan.
Om Bob terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan diwarisi harta kekayaan oleh orang tua-nya saat berumur 19 tahun karena Om Bob adalah anak bungsu dan dilihat kakak-kakanya sudah dianggap mapan, kemudian Om Bob-pun pergi berkeliling dunia dan tinggal di Amsterdam-Belanda selama 9 tahun dan bertemu dengan pendamping hidupnya, setelah itu Om Bob-pun bertekad untuk kembali ke Indonesia bersama istrinya dan membawa 2 mercedes buatan tahun 1960 miliknya, yang satu dijual untuk membeli tanah didaerah kemang dan yang satunya dipakai untuk menarik (taksi) dan Om Bob juga yang mneyetir. tetapi dimana saat mobilnya rusak dan tidak mempunyai biaya untuk memperbaikinya, kemudian Om Bob-pun menjadi kuli bangunan, saat dirinya mengalami keputus asaan dalam pekerjaanya ada seorang teman yang meyarankan agar Om Bob memelihara ayam negri, Om Bob-pun tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Di Indonesia saat itu, ayam kampung masih mendominasi pasar.
Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bagaikan seorang salesman biasa, Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga telur ayam negeri tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Berkat kerja keras Bob, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Tidak berhenti sampai disana, Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
=> Saya mengambil succes story dari Om Bob karena saya tertarik dengan cara Ia berbisnis, pemikiranya-pun sangat mudah diterima dan diikuti, Om Bob mempunyai semangat yang begitu luar biasa dalam usahanya, saya teringet akan pesannya bahwa jika ingin menjadi pengusaha sukses harus memiliki tekad yang kuat dan niat yang kuat pula, agar kita bisa fokus pada bisnis yang akan kita jalankan.
Senin, 19 Maret 2012
eorang pengusaha sukses yang bernama Salman Azis Alsyafdi, S.Kom
memulai perjalanan usahanya dengan melakukan jual beli nasi goreng di sebuah
asrama tempat dia menuntut ilmu pada tahun 2003 di asrama SMU Insan Cendekia
(Boarding School) daerah Serpong. Beliau yang masih berstatus siswa mampu
memanfaatkan peluang yang ada dengan melakukan usaha jual beli nasi goreng
tanpa memerlukan modal berupa uang, melainkan kejelian membaca peluang, kemauan
dan kreativitas. Setelah lulus dari sekolah berasrama tersebut, Salman di
terima Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Di kampus Salman tidak mau
ketinggalan untuk melakukan bisnis dengan mengubah masalah menjadi peluang.
Salman melakukan bisnis buku foto kopian dan warnet yang harganya terjangkau
oleh kalangan mahasiswa. Bisnis demi bisnis Salman lakukan, meski banyak
rintangan yang telah dia hadapi tidak sedikitpun membuat Salman putus asah
dalam berwirausaha. Dengan kegigihannya dalam menjalani wirausaha, Salman
sekarang sudah memiliki beberapa unit usaha diantaranya ada Usaha Website,
Salon di Asrama UI, Cetak Foto di Serpong, Servis dan Penjualanan Komputer di
Serpong, Warnet di Pamulang, Warnet di Bukit Indah dan Warnet di Asrama UI.
Selama menjalani beberapa unit usaha, Salman mendapatkan 2 penghargaan, yaitu
pada tahun 2007 Salman menjadi pemenang 2 Wirausaha Muda Mandiri Kategori
Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana terus pada tahun 2008 Salman mendapatkan
penghargaan lagi sebagai pemegang Best Enterpreneur Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indnesia.
Dari
kisah Salman di atas bahwasannya ada salah satu masalah besar yang mengganggu
keberhasilan para wirausahawan muda adalah godaan untuk cepat sukses, karena
untuk dapat mencapainya mereka akan melakukan berbagai cara untuk bisa cepat
sukses tanpa harus memikirkan etika yang ada. Dengan itu, mereka dapat merampas
hak – hak orang lain dan akan menemukan rumahnya di sebuah kurungan gelap tanpa
nama baik. Oleh karena itu, perhatikanlah tip – tip berikut ini agar kita tidak
melakukan hal tersebut. Di antaranya, yaitu :
1.
Hindari
jalan pintas dalam membangun usaha.
2.
Nikmati
proses yang disajikan, maka setiap kesulitan akan menghasilkan tenaga tambahan.
3.
Katakan
pada diri kita bahwa segala hal yang mudah dan memotong proses, dapat berisiko
negatif pada usaha kita.
4.
Janganlah
berkecil hati, saat kita melihat teman satu angkatan cepat mencapai puncak
daripada kita.
5.
Tetapkanlah
hal – hal yang boleh dan yang tidak boleh kita lakukan sedari awal sehingga
kita bekerja dengan tata nilai.
6.
Jauhkanlah
diri dari para pemburu kekayaan.
7.
Seleksi
orang berdasarkan tata nilai dan jangan
loloskan mereka untuk diangkat kalau mereka melanggar tata nilai.
Sumber : Wirausaha Mandiri Muda
Kisah Pengusaha Sukses di Bidang Kuliner
"Jika biasanya kuliner ala
Eropa ini hanya bisa dinikmati masyarakat menengah atas, di berbagai restoran
mewah atau di hotel-hotel berbintang dengan harga yang relatif mahal. Jody dan
Anik, berhasil menciptakan sebuah gebrakan baru di bisnis kuliner, dengan
menawarkan salah satu makanan barat yang banyak diminati masyarakat yaitu
steak, dengan harga yang sangat bersahabat dan jauh dari kata mahal. "
Terbit 12 Maret 2011 Dibaca 36,132 kali
Komentar 13 Komentar
Kategori: Pengusaha
Sukses Ide Bisnis:
entrepreneur sukses, inspirasi
bisnis, kisah
pengusaha sukses, kisah sukses, waroeng
steak, waroeng
steak and shake
Jatuh bangun dalam menjalankan sebuah usaha, sudah menjadi bagian dari perjuangan mereka mencapai kesuksesan. Berbagai peluang usaha dari mulai berdagang roti bakar, berjualan susu, sampai berbisnis kaos partai musiman pernah mereka jalani, dan semuanya tidak bisa bertahan lama hingga harus ditutup sebelum mencapai suksesnya.
Meskipun begitu, pengalaman pahit tersebut tidak membuat sepasang suami istri ini berhenti mencoba peruntungannya di dunia bisnis. Mengawali kesuksesan bisnisnya pada tahun 2000, Jody dan Anik mencoba membuka warung steak sederhana dengan memanfaatkan teras rumahnya, yang berlokasi di Jl. Cendrawasih 30 Demangan Yogyakarta sebagai lokasi usaha. Berbekal jiwa entrepreneur yang telah mereka miliki, pasangan serasi ini nekat membangun sebuah rumah makan steak dengan nama “Waroeng Steak n Shake” yang kini lebih dikenal dengan istilah WS, lain daripada restoran steak lainnya.
Jika biasanya kuliner ala Eropa ini hanya bisa dinikmati masyarakat menengah atas, di berbagai restoran mewah atau di hotel-hotel berbintang dengan harga yang relatif mahal. Jody dan Anik, berhasil menciptakan sebuah gebrakan baru di bisnis kuliner, dengan menawarkan salah satu makanan barat yang banyak diminati masyarakat yaitu steak, dengan harga yang sangat bersahabat dan jauh dari kata mahal.
Mereka sengaja menawarkan steak di warung sederhananya, untuk membangun image baru di mata konsumen bahwa menu ala Eropa juga bisa disajikan di warung makan biasa, dengan cita rasa yang tidak kalah bersaing dengan steak di hotel-hotel berbintang lima.
Siapa sangka jika strategi tersebut cukup menarik minat konsumen, hingga waroeng steak yang dulunya hanya bermodalkan 5 buah hot plate dan 5 buah meja makan, dengan daya tampung 20 pengunjung. Kini berhasil berkembang pesat, mencapai lebih dari 30 cabang yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Seperti di daerah Jakarta, Medan, Bogor, Bandung, Semarang, Malang, Solo, Palembang, Yogyakarta, Bali, serta Pekanbaru. Dengan omset ratusan hingga milyaran rupiah setiap bulannya.
Terobosan baru yang ditawarkan Waroeng steak, melalui mottonya “Bukan steak biasa” ini berhasil merubah pandangan masyarakat, yang dulunya beranggapan bahwa makanan steak hanya bisa dikonsumsi orang kaya. Menjadi makanan baru yang bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat dengan harga yang sangat terjangkau dan tentunya pas dikantong semua konsumen.
Dengan menanamkan image murah yang begitu kuat di hati para konsumennya. Kini duet suami istri ini tercatat sebagai salah satu entrepreneur sukses yang keberadaannya patut diperhitungkan. Karena mereka tidak hanya sukses mengembangkan puluhan cabang WS di berbagai daerah saja, saat ini Jody dan Anik juga merambah bisnis makanan lainnya yang menawarkan berbagai menu bakaran, serta membangun bisnis futsal di seputaran kota Yogyakarta.
Semoga kisah pengusaha sukses di bidang kuliner untuk pekan ini, dapat menjadi inspirasi bisnis bagi Anda yang sedang memulai usaha dan bermanfaat bagi para pembaca. Selamat berkarya dan salam sukses.
Sumber gambar : http://www.waroengsteakandshake.com/public/images/about.jpg dan http://infomalangraya.wordpress.com/kuliner/waroeng-stake-and-shake/
MEITY AMELIA: Pengusaha Sukses Berawal dari Hobi
Oleh : Florentina Lenny Kristiani
Meity Amelia lahir di kota kecil di Gorontalo, 50 tahun lalu. Waktu itu daerahnya sepi dan tidak banyak orang yang menjual makanan. Setiap sore, Sang Mama selalu membut kue-kue untuk kedua anaknya. Awalnya ia hanya bisa melihat dan membantu mengambilkan alat atau bahannya saja. Tapi lama-kelamaan, ia ikut mengaduk adonan, mencetak dan membakar atau menggorengnya.
Karena seringnya membantu, sejak masuk sekolah dasar (SD), ia sudah bisa membuat puding dan roti goreng sendiri. “Rasanya puas bisa membuat roti goreng sendiri dan dinikmati sendiri,” jelas Meity. Jadi ketika teman-teman sebayanya senang bermain-main di luar rumah, ia berada di dapur membantu mamanya memasak atau membuat kue sendiri.
Selain belajar membuat aneka cake dan masakan, ia juga sudah diajari bisnis oleh orang tuanya. Ketika menginjak kelas 3 SD, ia sudah berani menjual permen dari gula merah di sekolahnya. Karena rasanya enak dan murah, dagangannya selalu habis dibeli teman-temannya. ”Permen gula merah saya buat sendiri, jadi keuntungannya jadi lebih besar,” jelas ibu 6 anak ini.
Keahlian membuat cake makin bertambah ketika ia menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Ia suka membeli majalah atau buku tentang resep dan masakan. Tidak hanya dibaca saja, tetapi ia juga senang mempraktikannya di rumah. Hasilnya, ia sering sekali menghadiahi teman-teman atau ponakan dengan tart. ”Kalau pas ada perayaan atau ada teman atau keponakan ulang tahun, saya sering memberi hadiah kue atau tart buatan sendiri,” jelas istri Suryo Hadisantoso ini. Ia juga pernah membantu usaha kakak iparnya membuat kue kering.
Karena makin lama pesanan makin banyak, ia mengambil karyawan untuk membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13 karyawan. ”Tapi kalau mendekati Lebaran, Natal atau hari raya lainnya, saya bisa dibantu 30 karyawan,” jelas Meity yang sampai sekarang masih rajin ikut kursus membuat cake dan kue. Baginya, belajar merupakan keharusan jika ingin produknya terus didatangi pelanggan.
Ada beberapa tips untuk mereka yang ingin memulai usaha makanan. Pertama, kerjakan dengan kesungguhan hati dan ikhlas. Jangan pernah menggerutu dengan apa yang ia kerjakan. Kedua, jangan malas belajar entah dengan mengikuti kursus atau membaca buku. ”Ketiga, terus jaga kualitas dan selalu buat inovasi baru,” tegas Meity.
R. Suryanto
Foto-Foto: R. Suryanto
http://klubnova.tabloidnova.com/KlubNova/Artikel/Profil/Tamu-NOVA/MEITY-AMELIA-Pengusaha-Sukses-Berawal-dari-Hobi
Kisah Sukses Pengusaha
Kisah Sukses pengusaha – berangkat dari nol
Kisah Sukses
Pengusaha , Winarto
Estillo, Di lahirkan di Trenggalek, 30 tahun silam. Tamatan formal STM
Kartanegara Kediri, Pernah Kuliah di Universitas Hang Tuah Surabaya (tinggal 4
mata kuliah untuk menyandang titel S1 teknik Perkapalan)
Sejak Sekolah STM, erwin (panggilan akrabnya)
sudah bisa membiayai sekolahnya sendiri karena erwin sangat suka dan hobby
berjualan aksesoris dan macam macam hiasan dinding rumah.
Selanjutnya erwin meneruskan perguruan tinggi
di Universitas Hang Tuah mengambil jurusan Desain Teknik Perkapalan. Pada saat
kuliah, erwin (bersama dosen) sering mendapat proyek proyek kecil dari PT PAL
Indonesia karena keahlianya mendesain Kapal dengan rancangan 3D AutoCAD serta
keahliannya di bidang hitung menghitung, khusunya menghitung pernak pernih
Kapal yang ada hubunganya dengan Kalkulus.
Kenapa erwin tidak sampai S1? Hanya satu
alasan erwin saat itu, yaitu ingin segera membuka bisnis sendiri. Karena
setelah mendapat pengalaman pengalaman saat mengerjakan proyek, erwin, lama
kelamaan dengan alasan tertentu tidak membuat dirinya bangga atau merasa puas.
Bahkan pernah sakit gara gara tekanan pekerjaan yang harus cepat diselesaikan.
Sejak keluar dari kampus, erwin langsung
gabung dengan salah satu perusahaan multilevel NASA (perusahaan dari
Jogjakarta).. erwin sukses diperusahaan ini dengan penghasilan bersih di atas
10 juta/bulan. Bahkan erwin tahun 2005 mendirikan perusahaan PT. CITRA KAYA
bersama 4 orang untuk menggarap pasar agrobisnis. Dalam perjalananya perusahaan
yang baru setahun berdiri tersebut pailit (merugi) dan pada akhirnya di tutup.
Erwin masih punya modal uang, erwin ngambil
distributor rokok salah satu produksi pabrik di malang. Dan setengah tahun
kemudian tidak berhasil. dan sejak itu, erwin terpaksa menjual semua aset
miliknya termasuk mobil dan rumah.
4 bulan lamanya, erwin hanya berkutat dalam
kamar kost. erwin tidak tau apa yang harus diperbuat. bahkan, menurut cerita,
Erwin sempat gagab (tidak lancar) dalam berbicara, apalagi untuk memberi
motivasi seperti saat Erwin menjadi pembicara (sebagai leader multilevel
perusahaan NASA).
pada saat tulisan ini di tulis… “Saya tidak
pernah mengatakan hal ini adalah kegagalan, saya tidak suka dengan kata kata
Gagal”.. cerita Erwin dengan semangat. Ditambahkan…” Walau saat itu saya tidak
punya aset usaha apa apa, tapi saya adalah seorang Pengusaha, saya punya
mimpi.. silahkan baca vibrasi saya yang saya tulis di artikel,, saya punya
impian 2011 membangun rumah di atas lahan 1 ha dengan luas bangunan 1000 m2
(erwin sambil menunjukkan buku artikel yang sempat di tulis pada halaman
terakhir, yang Erwin buat tahun 2006)
Syukurlah, pada saat kost, Erwin dapat
bantuan Cuma cuma dari General Manager (Gunawan Budiharjo) PT. Natural
Nusantara (NASA)/Jogjakarta sebesar 15 Juta… saat itulah Erwin langsung terjun
dalam usaha.. usaha yang dibuat ini adalah membuat 4 Gerobak untuk berjualan
Singkong goreng atau Erwin sebut UmbiStik, sebelum rencana mau di kembangkan
secara Waralaba, Omzet UmbiStik tidak pernah memenuhi target, Keinginanya
dikembangkan dengan cara Waralaba tinggal angan angan…
Keteguhan dan semangat Erwin untuk terus
tetap berpegang teguh untuk menjadi seorang pengusaha, erwin akhirnya menemukan
produk yaitu produk camilan yang kemudian di sebut camilan TahuKreess. alhasil,
produk camilan Tahu Kress sangat disukai masyarakat dengan omzet penjualan
malah melebihi perkiraan. berawal dari 1 unit outlet akhirnya berkembang terus,
saat ini sudah memiliki outlet lebih dari 750 unit. Bahkan sampai sekarang
permintaan calon mitra untuk menjadi mitra waralabanya terus berkembang.
tidak hanya waralaba Tahu Kress yang saat ini
erwin kerjakan, tetapi erwin saat ini juga sudah mempunyai beberapa produk
waralaba yang unik unik… salah satunya adalah Rujak Es Krim dengan keunikan
bumbu yang menjadi ciri khas nya….
Job Dis Erwin di perusahaan CV Indo Nusantara
konseptor pola manajemen waralaba yang berada di naungan CV Indo Nusantara
perancang bisnis untuk CV Indo Nusantara
Motivator Tim CV Indo Nusantara
desainer pemasaran dan produk untuk CV Indo Nusantara
konseptor pola manajemen waralaba yang berada di naungan CV Indo Nusantara
perancang bisnis untuk CV Indo Nusantara
Motivator Tim CV Indo Nusantara
desainer pemasaran dan produk untuk CV Indo Nusantara
Selain Aktivitasnya di CV Indo Nusantara,
erwin juga memiliki aktifitas lain (yang saat ini juga dikerjakan), adalah
Mempunyai 2 lembaga keuangan mikro
Di akui salah satu perusahaan Multilevel, bahwa erwin adalah Master Seller dengan jenjang Emerald Manager
Pemilik bisnis internet marketer
Pemilik bisnis toko online, yang menjajakan produk perawatan tubuh, produk kesehatan, serta alat alat produksi
Pemilik Event Organiser di bidang pengetahuan ilmu bisnis
Mempunyai 2 lembaga keuangan mikro
Di akui salah satu perusahaan Multilevel, bahwa erwin adalah Master Seller dengan jenjang Emerald Manager
Pemilik bisnis internet marketer
Pemilik bisnis toko online, yang menjajakan produk perawatan tubuh, produk kesehatan, serta alat alat produksi
Pemilik Event Organiser di bidang pengetahuan ilmu bisnis
Itu adalah sekelumit kisah
sukses pengusaha Erwin dalam
menapaki perjuangan dalam menggapai pengusaha yang sukses, pengusaha berduit,
pengusaha derwaman, pengusaha yang selalu menghargai siapapun yang berada di
depannya dan menghargai semua orang yang dia temui, dan tentunya itu merupakan kisah
sukses pengusaha muda
Biografi Pendiri Aqua Tirto Utomo
Tirto Utomo
mengawali lahirnya perusahaan Aqua pada tahun 1973, beliau dilahirkan di
Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 8 Maret 1930. Biografi pendiri Aqua Tirto Utomo dapat anda simak selengkapnya pada artikel
usaha sukses dibawah ini :
Setelah lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di Malang. Selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang ada di Surabaya, tapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.
Musibah datang pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.
Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Namun pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni AQUA, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.
Aqua didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi dan merek produksi Aqua. Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.
Salah satu pelanggan aqua yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan kerja pribumi mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemasan diterima di masyarakat.
Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1996 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas, sedangkan saham keluarga ‘tinggal’ 26 persen. Aqua melonjak tajam dalam produksi, dari 1 miliar liter sekarang mencapai 3.5 miliar liter. Aqua menguasai sekitar 40% pangsa pasar air mineral di Indonesia. Anda dapat melihat lebih detail pada artikel Sejarah Aqua Golden Mississippi Danone.
Tirto Utomo memang sudah wafat pada tahun 1994 namun prestasi Aqua sebagai produsen air minum dengan merek tunggal terbesar di dunia tetap dipertahankan sampai sekarang.
Profil Pendiri Kaskus Andrew Darwis
Siapa yang
tidak kenal kaskus gan?? Situs komunitas online terbesar di Indonesia ini
didirikan oleh Andrew Darwis yang lahir 20 Juli 1979. Kaskus sekarang ini
mempunyai lebih dari 3 juta member. Andrew sekarang menjabat sebagai Chief
Technology Officer sekaligus pemilik Kaskus Network lewat PT. Darta Media
Indonesia. Mengenai profil pendiri kaskus Andrew Darwis lihat dibawah ini :
Andrew mendirikan Kaskus pada 6 November 1999. Bermula dari pengalamannya saat menimba ilmu di Seattle University, Program Studi Multimedia dan Web Design, Art Institute of Seattle Computer Science di tahun 1999. Saat itu Andrew Darwis ditugaskan oleh dosen untuk membuat program dari free software, dari situlah mulai muncul ide membuat website dengan nama Kaskus.
Kaskus berasal dari kata Kasak-Kusuk atau bermakna bergosip. Berdasarkan survey terdapat lebih dari 40 juta pengguna Internet di Indonesia. Dengan jumlah yang luar biasa tersebut, Andrew Darwis mengasumsikan bahwa masing-masing pengguna Internet adalah target pasar yang potensial
Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta Kota awal 2008, mereka bahu membahu mengelola situs. Tim pemasaran Kaskus pada awalnya harus bergeriliya door to door ke klien untuk memperkenalkan positioning Kaskus dan tidak sampai 1 tahun, Kaskus sudah banyak dipercaya oleh client-client besar. Dua bulan berselang, Kaskus resmi menjadi perusahaan profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.
Pertanggal 08 Juni 2010 Kaskus memiliki 1.755.000 member dan terus bertambah tiap detiknya. Penghargaan yang diterima oleh Andrew di antaranya The Best Indonesian Communities for 2005 and 2006 versi Alexa.com dan Wikipedia, dari Microsoft dengan nominasi Kaskus Indonesia Innovative Top Web Site di tahun 2008, dan dari Indosat dengan nominasi Kaskus The Online Inspiring Award di tahun 2009
Saat ini untuk me-manage Kaskus, Andrew dibantu 30 orang karyawan yang terbagi dalam tim pemasaran, sales, IT dan kreatif. Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, konten Jual Beli (FJB) dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online.